Dari luar tampak membela Palestina. Tapi di ruang-ruang diplomasi dan meja bisnis, Palestina justru dikorbankan.
Palestina Jadi Komoditas Politik
Mengapa banyak pemimpin Muslim bermain dua muka?
Jawabannya: Palestina sudah lama dijadikan komoditas politik.
*Dalam pemilu, mereka jual janji membela Palestina untuk meraih suara umat.
*Dalam diplomasi, mereka gunakan isu Palestina untuk menekan Barat atau menaikkan daya tawar.
*Tapi dalam praktik, mereka utamakan investasi, keamanan rezim, dan kestabilan bisnis.
Bagi mereka, Palestina bukan isu moral, tapi alat tawar-menawar geopolitik.
Rakyat Palestina? Hanya dijadikan simbol, bukan subjek perjuangan.
Suara Alternatif: Lowkey dan Gerakan Rakyat Sipil
Berbeda dari para pemimpin negara, sejumlah aktivis independen justru lebih jujur dan konsisten.
Salah satunya adalah Lowkey (Kareem Dennis), rapper dan intelektual asal Inggris yang secara terbuka menyuarakan:
"Para penguasa Teluk dan Timur Tengah tidak netral. Mereka ikut memperkuat Israel secara ekonomi dan militer, bahkan saat mulut mereka bicara sebaliknya."
Lowkey dan platform seperti Double Down News menyuarakan kebenaran yang jarang disentuh media arus utama: bahwa sebagian besar dunia Islam tidak benar-benar membantu Palestina, malah jadi bagian dari masalah.
Inilah mengapa gerakan rakyat sipil seperti BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) muncul: untuk memberikan tekanan dari bawah, karena dari atas justru tak lagi bisa dipercaya.
Saatnya Rakyat Bicara, Bukan Cuma Penguasa