3. Karakter merupakan keseluruhan disposisi kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendefinisikan seorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara berpikir dan bertindak
4. Ada yang menganggap bahwa karakter sama dengan kepribadian.Pendidikan karakter menurut Zubaedi adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara kesuluruhan.
5. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nilai karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat warga negara yang relegius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
6. Menurut David Elkind dan Freddy Sweet, pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli tentang membangun karakter.
Sumber: Abdul Majid dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ary Donald. (2002). An Invintation to Research in Social Education, Bacerly Hills: Sage Publication. Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Rineka Cipta. Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Doni Koesoema A. (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global, Jakarta: Grasindo E. Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara. Hadari Nawawi dan Mimi Martiwi. (2002). Penelitian Terapan, Jakarta: Rieneka Cipta. Idris, S & Tabrani, Z. A. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96-113. ____________ 33 Syamsu Yusuf, Psikologi Belajar Agama, (Bandung: Pustaka Bani Qurasy, 2005), hal. 3