Mohon tunggu...
Luh Putu Rani Merlina
Luh Putu Rani Merlina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Prodi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yoga sebagai jalan menuju penyatuan diri: Refleksi filosofis dan relefansinya dengan kehidupan modern

12 Oktober 2025   10:36 Diperbarui: 12 Oktober 2025   10:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tahapan ini merupakan proses menarik panca indra dari pengaruh dunia luar agar pikiran tidak terganggu oleh rangsangan eksternal. Manusia modern cenderung terperangkap oleh distraksi media sosial, ambisi, dan kebutuhan konsumtif. Melalui Pratyahara, seseorang belajar untuk mengendalikan indra pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa, dan sentuhan agar tidak mendominasi kesadaran. Dengan demikian, citta (pikiran) menjadi murni dan siap untuk memasuki tahap konsentrasi yang lebih dalam.

6. Dharana (Konsentrasi)

Dharana berarti menahan pikiran pada satu titik perhatian, baik di dalam maupun di luar tubuh. Contohnya adalah memusatkan perhatian pada sela alis (selaning lelata), ujung hidung, atau cahaya suci dalam hati. Konsentrasi ini melatih kestabilan mental dan mengasah kemampuan fokus. Dalam dunia yang penuh distraksi digital, praktik Dharana menjadi sangat relevan untuk membangun kejernihan berpikir dan keteguhan batin.

7. Dhyana (Meditasi)

Tahap ini merupakan kelanjutan dari Dharana. Jika Dharana adalah fokus sesaat, maka Dhyana adalah aliran kesadaran yang berkelanjutan tanpa gangguan. Dalam Dhyana, pikiran tidak lagi tergoyahkan oleh kondisi luar, melainkan mengalir sepenuhnya kepada Hyang Widhi. Meditasi inilah yang menjadi jembatan antara kesadaran manusia dan kesadaran ilahi.

8. Samadhi (Penyatuan Sempurna)

Tahapan tertinggi dalam Astangga Yoga adalah Samadhi, keadaan penyatuan total antara jiwa individu dan Hyang Agung. Terdapat dua bentuk Samadhi: Samprajnata (Sabija Samadhi), di mana kesadaran masih ada, dan Asamprajnata (Nirbija Samadhi), di mana kesadaran duniawi lenyap sepenuhnya. Dalam kondisi ini, seseorang mencapai moksa kebebasan mutlak dari siklus kelahiran dan kematian.

Yoga dan Kehidupan Modern: Refleksi di Zaman Kali Yuga

Menurut ajaran Hindu, saat ini umat manusia hidup dalam masa Kali Yuga, zaman yang ditandai oleh kegelapan moral, kebohongan, dan kekacauan spiritual. Dalam era ini, kebenaran sering kali dikaburkan oleh ego dan kepentingan duniawi. Nilai-nilai spiritual seperti kasih sayang, kejujuran, dan kesederhanaan semakin terpinggirkan oleh gaya hidup konsumtif dan kompetitif.

Di tengah kondisi demikian, Yoga menjadi oase rohani yang mengembalikan manusia kepada kesadaran dirinya. Ia mengajarkan pentingnya self-awareness kesadaran bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual terhadap dirinya sendiri dan lingkungan. Melalui praktik Yama dan Niyama, seseorang diajak untuk hidup dengan disiplin moral yang kuat dan empati sosial yang tinggi. Melalui Pranayama dan Dhyana, manusia belajar untuk menenangkan diri dan menghubungkan batinnya dengan sumber kehidupan sejati.

Manusia modern yang hidup dalam tekanan pekerjaan, kecemasan eksistensial, dan ketergantungan digital sebenarnya sedang menghadapi bentuk penderitaan baru yang disebut dukha manasika (penderitaan mental). Yoga menawarkan solusi dengan mengajarkan keseimbangan antara aktivitas fisik dan spiritual. Ia menuntun manusia untuk tidak hanya berpikir rasional, tetapi juga hidup secara intuitif dan sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun