Mohon tunggu...
Rani HafizatulFadhila
Rani HafizatulFadhila Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

hobbi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

22 Oktober 2023   16:39 Diperbarui: 22 Oktober 2023   17:14 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini dengan bapak Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd. Dokpri

Rani Hafizatul Fadhila 

Alifa Putri Efendi 

Zakia Marhami 

Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd

Departemen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Padang 2023

Teori kognitif dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Jean Piaget dan Vigotsky. Pengertian perkembangan kognitif anak usia dini mengacu pada bagaimana anak-anak berpikir, mengeksplorasi, mencari tahu dan memecahkan masalah. Ini adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, pemecahan masalah yang membantu anak-anak untuk memahami dunia di sekitar mereka.

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental. Piaget mengungkapkan perkembangan kognitif berasal dari eksplorasi anak sendiri, pengalaman dan mentalnya, bukan hanya mengembangkan pengetahuan saja.

Teori kognitif menurut Vygotsky yaitu pengetahuan anak yang diperoleh melalui kegiatan interaksi sosial antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok dan dalam suatu lingkungan, ada beberapa teori vygotsky yang di terpakan dalam pembelajaran dikelas yaitu: Nilai ZPD anak, bukan Intelligence Quotient (IQ). Tidak jauh berbeda dengan Teori Piaget, Vigotsky berpendapat bahwa mengembangkan kecerdasan anak tidak hanya pengetahuan tapi interaksi antar individu atau kelompok.

Salah satu fase dalam perkembangan yang akan dialami oleh anak adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini didasarkan kepada pendapat bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu fundamental yang membimbing tingkah laku anak. Perkembangan kognitif pada manusia mulai dipelajari pada abad pertengahan di mana kemajuan ilmu pengetahuan mulai bangkit. Gunakan zona perkembangan proksimal anak dalam pembelajaran, Gunakan teman sebaya yang lebih terampil sebagai guru, Pantau dan bantu anak-anak untuk menggunakan private speech, Tempatkan pengajaran dalam konteks yang berarti, dan sangat bermanfaat sekali jika anak dilatih menggunakan alat berpikir diantaranya yaitu: anak mampu menyelesaikan masalahnya, memudahkan mereka untuk bertindak, memperluas cara berpikir mereka, dan mampu melakukan sesuatu yang sesuai dengan kapasitas alaminya. Metode yang digunakan ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pengumpuan  data  observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Vygotsky lebih menekankan scaffolding, yaitu memberikan bantuan penuh kepada anak dalam tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur- angsur dikurangi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

Pada implementasi proses belajar mengajar di sekolah, bentuk penerapan teori kognitif adalah guru ketika menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling berbicara serta diskusi dengan teman-temannya.

Contoh implementasi yang dapat diterapkan pada pembelajaran anak usia dini adalah dengan bercerita dan berdiskusi dengan anak-anak di dalam kelas tentang suatu objek. Mendengar pendapat-pendapat setiap anak, mengajak anak untuk mendengarkan perkataan teman-temannya.

 Implementasi teori kognitif dalam pembelajaran anak usia dini dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Memberikan pengalaman langsung: Anak usia dini belajar melalui pengalaman langsung dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pengalaman langsung yang relevan dengan konteks anak, seperti mengamati benda-benda di sekitar mereka atau melakukan kegiatan praktis.

2. Mendorong pemahaman konsep: Anak usia dini juga perlu diberikan pemahaman konsep dasar melalui kegiatan yang relevan dengan konteks mereka. Misalnya, menghitung benda-benda di sekitar mereka atau mengamati alam.

3. Mendorong interaksi sosial: Anak usia dini juga perlu diberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial dengan teman sebaya dan orang dewasa. Hal ini dapat membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.

4. Menggunakan bahasa dan simbol: Anak usia dini juga perlu diberikan pengalaman dalam menggunakan bahasa dan simbol dalam memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan memperkenalkan simbol-simbol dasar seperti angka dan huruf.

5. Memberikan kebebasan dalam belajar: Anak usia dini perlu diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan yang ingin mereka lakukan, sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.

Dalam implementasi teori kognitif dalam pembelajaran anak usia dini, peran guru atau pendidik sangat penting. Guru perlu memahami karakteristik dan kebutuhan anak usia dini, serta mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan teori kognitif. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan kognitif anak, seperti penggunaan alat peraga yang menarik dan lingkungan yang aman dan nyaman. Dengan demikian, pembelajaran anak usia dini dapat berjalan dengan optimal dan dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi kognitif mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun