Di sisi lain, aku menggoreng ubi sembari mendengarkan cerita temanku yang sedikit berkomedi sebab mengingat kisah  kenakalan yang pernah terjadi..
tiba-tiba bapakku muncul,
B: tak begadangan lah tempat tetangga (sedang hajatan)
TS: lah, kalau begitu tak pulang tidur
Ibu: lah jam segini kok sudah mau tidur. Lagi digorengin ubi padahal tu.
Ubi goreng telah masak, di situ hanya tinggal kami bertiga, aku, ibu, dan pak *******
Waktu semakin larut, aku dan pak ******* pindah ke luar, disebuah bangku panjang sembari menikmati sang rembulan di bawah terpal yang gelap (gimana mau liat bulan kalau di bawah terpal? Wkwk, entahlah aku pun tak tahu)
Aku mendengarkan dia bernyanyi sembari menikmati sepoi angin yang mulai gigil merasuk ke tubuh mungil ini.
- Bila nanti ada yang mencintai ku, tak akan pernah aku menerimanya.
- Dan bila nanti datang bidadari,
Tak akan pernah hatiku kan ku beri.
- Karna kamu wanita yang telah ku pilih, cuma kamu penjaga hati ku.
- Karna kamu wanita yang telah ku pilih,
Kumohon jangan pergiii..
Wanita pilihan hati,
Tak ingin berbagi ataupun mendua dengan wanita lain..
Begitulah kira-kira lirik lagu kangen band yang ia nyanyikan di depanku sambil menatap wajahku yang perlahan mulai sendu dan tiba-tiba airmataku menitik begitu saja, ku lihat ia nampak tulus bernyanyi untukku, tak mampu kujelaskan:'( Â lalu memeluk dan mencium keningku sembari berkata "jangan nangis, kan ada aku di sini, makasih ya, sudah bertahan denganku hingga detik ini..
Seandainya ini kisah nyata, aku tak akan menyia-nyiakannya, sebab ketulusan dan kesungguhannya padaku dan bukan hanya karena sekadar menyanyikan sebuah lagu, juga berani bertemu dengan orangtuaku untuk memintaku..
______________________
Untuk kalian yang membaca hingga akhir, semoga dipertemukan dengan seseorang yang menyayangi dengan tulus, dan memuliakan atau dimuliakan bukan dengan coklat melainkan dengan akad..