BATANG - Potensi besar industri gula aren di Dukuh Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, selama ini belum termanfaatkan optimal karena terbatasnya akses pasar dan kurangnya informasi lokasi strategis untuk penjualan. Kondisi ini mendorong Rangga Yogie Pratama, mahasiswa yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), untuk menciptakan solusi inovatif berupa perancangan peta titik rekomendasi penjualan UMKM gula aren. "Saya melihat banyak produsen gula aren di sini, namun mereka bingung harus jual di mana supaya laku. Padahal potensi pasarnya sangat besar," ungkap Rangga saat menjelaskan latar belakang programnya.
Wilayah ini  memiliki pohon aren berkualitas tinggi yang menghasilkan nira dengan kualitas cukup bagus bila dijadikan gula cair dan gula batok. Namun, para pengrajin UMKM gula aren setempat menghadapi kendala utama dalam hal pemasaran produk dan packaging mereka. "Selama ini kami hanya jual di warung-warung kecil sekitar sini atau sesuai permintaan konsumen, itu pun jika ada pesanan," keluh Kepala Desa Tumbrep.Â
Program pembuatan peta titik rekomendasi penjualan ini dimulai dengan observasi target lokasi penjualan yang dilakukan Rangga selama hampir sebulan. "Saya berkeliling ke berbagai tempat, khususnya caffe dikarenakan target penjualan gula aren tersebut masuk ke caffe. Tujuannya untuk melihat lokasi mana saja yang dapat dijadikan objek penjualan," jelasnya.Â
Berdasarkan data yang sudah terkumpul, saya kemudian memetakan 8 titik strategis yang berpotensi tinggi untuk penjualan gula aren. "Peta yang saya buat ini menunjukkan lokasi untuk menjual produk gula aren tersebut dilengkapi dengan citra satelit sehingga memudahkan pemahaman mengenai titik lokasi penjualan pada peta tersebut," paparnya. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI