Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gembala Hujan

9 Maret 2022   20:09 Diperbarui: 13 Maret 2022   23:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lho ya gampang!" Jawab kaji

" Tinggal di beri sandang, pangan dan papan, beres. Jin itu sama juga seperti manusia, manusia memperbudak manusia lain dengan membiarkan mereka berhutang padanya, memberikan bantuan dan kemudian menagih bantuan terus menerus, dan hutang yang abadi adalah hutang budi, kan saya telah merawat demitri sedari dulu tentu dia harus nurut pada saya"

" Baiklah kalo begitu, saya sudah mengerti mengenai jin sekarang beritahu saya cara memindahkan hujan"

" Jangan terburu-buru anak muda, kembalilah kemari besok dan kita akan omong-omong lagi"
 
Tapi setelah percakapan itu selesai mereka selalu gagal bertemu kembali, pasti ada saja halangannya. Kadang Ka Ji sudah pergi mengawal acara di suatu tempat atau jika kaji sedang kosong job, pemuda itu tidak nampak batang hidungnya. 

Ka ji akan dapat kabar dari anak gadisnya bahwa pemuda itu sedang sibuk dan meminta maaf atas keterbatasannya itu. dari sana ka ji jadi tahu bahwa pemuda itu kini mengantongi nomor telfon anak gadisnya. Lama- lama anak gadisnya menunjukan roman ingin menikah dan setelah di telusuri calon mempelai pria nya adalah pemuda itu. 

Pemuda itu memang tidak berhasil mencuri ilmu pawang hujan ka ji tapi telah sukses mencuri hati anak gadisnya. Awalnya Ka Ji menolak permintaan anak gadisnya, tapi setelah anak gadisnya mengancam ingin bunuh diri ka ji luluh juga. 


Dalam hitungan hari acara megah itu di gelar dan dalam undangan diberitahukan bahwa putri semata wayang ka ji penggembala hujan akan menikah pada tanggal seperti yang telah ditentukan dalam undangan itu.

***

Ka Ji sedang kalap melabrak orang-orang yang dicurigainya telah menggembalakan hujan dan mengirimkan semua awan itu ke pernikahan putrinya.

Kenyataanya seperti yang sudah-sudah tak ada yang mampu menandingi ka ji dalam hal sarang udan dan dengan pujian yang demikian luntur juga kecurigaan ka ji kepada mereka. Jika ada yang mampu menandingi ka ji maka itu adalah jin peliharaanya sendiri demitri khodcenkkoplaykh. 

Memang demitri tidak diketahui keberadaanya semenjak beberapa hari ini dan cukup membuat ka ji khawatir. Pada akhirnya ka ji tidak mampu menemukan orang yang bertanggung jawab atas hujan yang meluluhlantakan pesta perkawinan anak gadisnya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun