Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gembala Hujan

9 Maret 2022   20:09 Diperbarui: 13 Maret 2022   23:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menghisap tembakau lintingan Ka Ji bertanya

"Apa yang kamu tahu mengenai bangsa jin anak muda?"

"Jin itu kekuatan jahat yang suka dipakai dukun untuk membunuh manusia"

Ka ji tertawa mendengar jawaban konyol dari pemuda di hadapanya itu.

"Biar aku beri tahu anak muda. Bangsa jin adalah makhluk yang tidak memiliki materi fisik, mana bisa mereka membunuh manusia. mereka itu
layaknya kita manusia tapi tidak punya raga, mereka juga makan minum dan butuh tempat tinggal yang sama seperti manusia" 

"Bagaimana jin bisa makan dan minum kalo begitu?, setahu saya mereka menghisap darah," potong pemuda itu.


"Yang menghisap darah itu lintah, bodoh!" saut Ka Ji.

"Sebelum saya selesai omong jangan dulu di potong" ka ji memperingatkan

" Bangsa jin itu makan dari memangsa roh makanan dan minuman manusia, apabila manusia tidak menghargai makanan dan minuman yang mereka santap maka roh dari makanan itu akan diambil oleh jin. Dan begitulah mereka dapat makan. Begitu juga dengan pakaian, rumah dan benda-benda milik manusia lainnya. Biar saya beri contoh, jika saya ingin memberikan demitri telfon gengam, saya cukup mengeluh tentang jeleknya telfon gengam saya dan mencemoohkanya begitu saja, maka demitri akan mengambil roh telfon genggam itu lalu menjadikan telfon genggam itu miliknya. Tapi untuk apa pula saya memberikan dimitri telfon genggam wong dia jin jomblo, siapa pula yang akan dia telfon" 

Mendadak patung kayu di belakang pemuda itu bergerak-gerak dan membuatnya takut.

"Lalu bagaimana cara Ka Ji bisa memerintah jin itu ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun