Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Riwayat Perempuan Gila

24 Februari 2022   16:55 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:12 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/dawnmercymuhoro.wordpress.com

Dan benar saja setelah sah menjadi suami dan istri, sang istrinya tidak pernah di perlakukan sabagai kekasih. Bahkan senantiasa di tindas setelah resmi menjadi yatim piatu.

Semua orang tahu bagaimana cantiknya ia sama seperti semua orang tahu bahwa mereka tidak bakal mampu melakukan apa-apa berhadapan dengan keluarga suaminya.

Sayang sekali parasnya yang cantik tidak mampu menyelamatkanya dari nasib sial. Selain suaminya keluarga dari pihak suami tak ubahnya singa-singa pemangsa dan dengan harta warisan orang tuanya mereka jelas-jelas diatas angin.

Mereka mampu mempengaruhi orang-orang penting di daerah mereka dan menyebarkan cerita-cerita yang memberatkan si perempuan. 

Setelah kematian suaminya keluarga dari suaminya pergi dari daerah itu dan meninggalkan perempuan itu dengan pikirannya yang tak lagi waras.

Demikian perempuan itu berjalan tanpa arah tujuan hingga kemudian menetap di depan sekolah kami dan manggut-manggut dengan tatapan kosong setiap hari.

Pak kemplu membopong mayat perempuan gila itu seolah-olah yang mati itu adalah kekasihnya, belahan jiwanya. Tangannya yang terkulai di sampirkannya ke bahunya dan tangannya sendiri menahan pantat perempuan gila itu supaya tidak longsor.

Dari tangkapan pandangan saya jelas terlihat bahwa pada dasarnya ia sengaja melakukanya supaya dapat membentur-benturkan kelaminnya ke mayat perempuan gila itu. Ia menjauhkan mayat perempuan gila itu dari pandangan kami dan menyuruh kami kembali ke dalam kelas sambil berteriak dengan suara serak.

Tampaknya ia tidak peduli jika tubuh kotor perempuan gila itu membekas pada baju dinasnya yang telah di setrika rapih oleh istrinya.

Dan saya berani bertaruh dengan teman teman saya seharga sehari penuh pertandingan PS, apabila baju yang dikenakan pak kemplu akan ia simpan selamanya.

Tidak lama setelahnya terdengar suara corong masjid mengumandangkan siaran bahwa seseorang bernama juwita telah mati pada hari sekian, jam sekian, bulan sekian, tahun sekian dan akan di kebumikan di pemakaman tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun