Sementara itu, Sky dalam pengembaraannya seorang diri setelah kehilangan kudanya. Ia seperti enggan kembali ke puri, jadi ia pergi kemana saja kakinya hendak melangkah. Pandangannya kosong dan pikirannya seperti hampa.
Pula tak jauh dari sana, Emily yang terikat mulai merasa resah yang tak biasa. Firasatnya mengatakan, ia harus pergi dari sini, harus melepaskan ikatan ini.
Namun, teringat pada kalimat-kalimat yang baru ditulisnya, segera diurungkannya niatnya.
Lalu sekonyong-konyong seseorang yang sedang berjalan gontai lewat di hadapannya, tanpa sadar bahwa mereka hampir berpapasan.
"Sky!" panggilnya, karena mulutnya tak terbebat.
Pemuda itu berbalik, dan terbelalak mendengar dan melihat gadis yang memanggilnya seperti dalam mimpi. Apalagi dalam keadaan terikat.
"Emily !!!" dalam kecewanya, ia sedikit banyak bahagia bisa kebetulan sekali 'menemukan' kembali gadis itu.
Segera ia berlari, dan begitu inginnya didekap dan dilepaskannya ikatan Emily.
"Jangan, jangan dulu, tinggalkan aku di sini, Sky. Ia bisa kembali sewaktu-waktu dan membunuhmu!" peringat Emily sambil membuang muka dari tatapan gembira Sky, berusaha tak menyentuhnya.
"Heh, ada apa Em? Kok kau tak ingin kuselamatkan?" pemuda itu kebingungan.
"Ia bisa datang kembali kapan saja. Ia membawa 'Dangerous Attraction'..." akhirnya Emily buka suara, lirih dan tak mau memandang lawan bicaranya.
"Earth..." geram Sky, "besok kami berulangtahun dan ia tentunya merencanakan sesuatu dengan pedang itu. Dikiranya ia akan menggenapi nubuatan ayah kami..."
"Segeralah kembali, karena di puri tentunya akan terjadi sesuatu yang jauh lebih buruk dari kemarin-kemarin, dan besok akan menjadi puncaknya." Emily memperingatkan.
"Astaga. Ya, Ocean sendirian di sana sekarang, Hannah kemarin kubuang di Lorong Bawah Tanah dengan maksud 'menyingkirkannya tanpa membunuhnya dengan tanganku sendiri' dan ia 'kembali bersama Lilian'. Entah bagaimana sekarang..."
"Sebaiknya kau segera kembali."
"Emily, aku hanya ingin berterus terang satu hal saja kepadamu." Sky mendekat, berusaha meraih dagu Emily. Dan ia seolah ingin mencium gadis itu, mendekatkan wajah ke pipinya.
"A, a, apaaa?" Emily merasa risih, karena Sky belum pernah menyentuhnya seintim ini sebelumnya.
"Aku mencintaimu. Aku yang terakhir, cobalah mencintaiku!"
Emily bergidik. Ia tak pernah menduga, kembar tampan kedua yang biasanya bersahabat dan tak pernah bersikap di luar batas-batas pertemanan yang wajar.
"Astaga, Sky. Kumohon, aku belum bisa.." gadis itu membuang muka. Tentu saja ia tak bisa berkata apa-apa, karena jika Ocean dan Earth saja belum bisa ia terima, apalagi Sky yang sebelumnya belum pernah bersikap romantis.
"Demi kau akan kulakukan apa saja. Aku berjanji akan menjadi yang terbaik dari antara semua saudaraku. Aku pergi, namun akan segera kembali!"
Sky berbalik, sedikit kecewa, namun tak heran dengan 'penolakan' Emily. Justru hal itu memacu semangatnya untuk menghadapi apapun yang kelak akan terjadi.
Pemuda itu menghilang ke dalam hutan, berjalan kaki kembali ke puri, sama sekali belum tahu pada hal buruk yang sedang terjadi di sana...
Â
Ocean, Lilian dan para penjaga yang baru saja membersihkan paviliun TKP pembunuhan Hannah dan Zeus, mendadak dikejutkan lagi dengan penjaga-penjaga lainnya yang berhamburan datang dengan panik.
"Tuan Muda Ocean Vagano! Pelataran belakang puri sedang terbakar! Kami sedang berusaha memadamkan apinya!"
Ocean dan Lilian segera berlari bersama penjaga-penjaga yang melapor.
Tak jauh, kepulan asap hitam dan api yang masih membakar beberapa obyek dan seluruh pagar hidup menyambut mereka.
"Padamkan semua api ini sebelum berhasil mencapai bangunan puri! Ambil air dari sumur-sumur perkebunan! Aku yakin sekali, ada seseorang yang sengaja melakukan semua ini!" geram Ocean sambil menitahkan puluhan petugas perkebunan.
Lilian bergidik, "Pasti dia. Dia mulai beraksi, ya, adik kembar kalian. Bagaimanapun, kalian bersaudara. Kalian harus bisa saling memaafkan dan mencintai.."
"Mencintai gadis yang sama?" Ocean menyeringai.
Sementara itu, Zeus yang 'hidup kembali' masih mengintai kebakaran yang terjadi, jauh dari balik sesemakan.
'Oh, aku tahu, itu pasti ulah Earth. Besok kita semua akan berkumpul lagi menjadi satu keluarga untuk terakhir kalinya. Sungguh, ini akan menjadi sebuah reuni yang mengharukan. Pertemuan keluarga pertama dan terakhir kita semua, bangsawan-bangsawan Vagano yang mulia...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI