Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 63: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

17 Juli 2023   13:50 Diperbarui: 17 Juli 2023   13:53 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sampai sore itu Emily belum bisa menemukan cara untuk pergi dengan aman meninggalkan Earth, yang hingga saat ini masih 'menempel erat' pada dirinya.

Sudah seperti pacar, bahkan mungkin seperti ibunya! Earth begitu gembira saat Emily tersenyum padanya, mungkin baru beberapa jam terakhir ini sepanjang perjalanan hidupnya, ada seseorang yang begitu intim.

Emily merasakan kegembiraan serupa, walau masih bercampur kekhawatiran yang amat sangat.

Ia bukannya tak ingin menemani pemuda itu, malah semakin dalam mengenalnya, semakin ia merasakan ketertarikan yang tak biasa.

Kadang ia merasa takut sendiri apabila Ocean sampai tahu bahwa perlahan-lahan hatinya mulai lebih memilih Earth. Simpatikah? Rasa kasihan atau sekedar penasarankah? Yang jelas, ketertarikan ini membuat Emily jatuh dalam rasa bersalah dan dilema berkepanjangan.

Yang jelas, pemuda itu memiliki hati yang tulus, walau masih menyimpan kepahitan dan juga sama berbahayanya dengan pedang yang ia bawa-bawa.

'Haruskah kurebut pedang itu dan segera kabur dari sini? Mungkin nanti malam saat ia jatuh tertidur?'

Sementara Ocean dan Sky kembali ke puri dan berusaha mengorek informasi dari Hannah yang sudah mulai sadar. Wajahnya yang setengah terbakar dan beberapa giginya yang tak ada lagi sekilas menimbulkan gidik ngeri bagi siapapun yang menyaksikannya, seolah ingin berpaling dan lari jauh.

Bagaikan mimpi buruk yang perlahan menjadi nyata.

Namun saat melihat kedatangan Ocean dan Sky, wanita berhati seburuk wajahnya kini itu malah tertawa-tawa.

"A ha ha ha ha ha ha !!! Kalian ternyata masih hidup. Ajal kalian sudah menanti, sebab apa yang selama ini menjadi rahasia, kini perlahan-lahan mulai terungkap."

"Apa maksudmu?" Ocean mendekati ranjang dimana Hannah terbaring. Geram, rasanya ingin sekali dicekiknya leher wanita yang ia pernah anggap sebagai pengganti almarhumah ibunya.

"Dan akuilah, kau pasti mengenal benda ini dengan baik, karena kau menggunakannya sehari-hari di dapur..." Sky mengeluarkan pisau dapur tajam yang mereka temukan di lokasi terbakarnya mercu suar.

"Ha ha ha ha ha, tenang, Anak-anak Vagano !!! Kujawab rasa penasaran kalian bersamaan! Ya, pisau itu memang senjata pertama yang kupakai untuk membungkam orang itu.

Jadi, demi sebuah rahasia besar yang saat itu aku ingin tutupi, aku terpaksa mencabut nyawanya. Namun sekarang sudah tak perlu lagi.

Orang yang akan mencabut nyawa kalian juga akan segera melakukannya. Aku yakin, dia sudah siap.

Dan setelah ia melakukannya, aku tak perduli lagi pada nasibnya maupun nasibku. Kutukan ayah kalian sudah terjadi."

"Jangan mengancam atau menakut-nakuti kami! Dimana Emily? Kau pasti tahu !!!" Sky mendekat sambil mengacungkan pisau di tangannya seolah ingin sekarang juga membalaskan segalanya, "Kau juga pasti tahu siapa yang sudah menyakiti Thunder Runner!"

"Kudamu? Ha ha ha ha ha! Berarti dia sudah memperoleh senjatanya! Dia yang melakukannya." Hannah bertambah senang seolah puas dengan kabar dari Sky itu.

Sang pemuda tampan berambut pendek bertambah gemas, lalu seolah dalam gerakan lambat, tangannya yang menggenggam pisau bergerak maju hendak menusuk jantung Hannah,

...kalau saja Ocean tak buru-buru menahan gerakan adiknya!

"Jangan! Kita tak boleh berbuat jahat kepada pembunuh dan penyerang yang selama ini membenci kita sedemikian rupa. Ia akan memperoleh hukumannya sendiri, kita jangan ikut-ikutan menjadi penjahat." sang kakak kembar masih berusaha sabar, "Kau bicara tentang siapa? Adakah orang lain yang membantumu selama ini? Kutukan angka tiga itu hanya isapan jempol belaka bukan?"

"Ia ada di luar sana. Aku yang melepaskannya. kalian akan segera menemuinya beberapa hari lagi di hari ulang tahun kalian yang ke 23. Dan tamu istimewa ini akan membawakan hadiah yang takkan pernah terlupakan untuk seumur hidup kalian!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun