Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 51)

28 Februari 2023   13:15 Diperbarui: 28 Februari 2023   13:23 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

Pria bersenjata itu jatuh tersungkur di jalan, pelurunya habis sia-sia. "Kalian... Dasar makhluk terkutuk!" Makinya di sela-sela rasa sakit luar biasa dan putus asa. Darah merah segar dari kaki dan bahunya mengucur semakin banyak. Ia mulai kehilangan kesadaran, kejang-kejang parah seiring dengan anggota tubuhnya yang mulai putus; sebelah kaki dan sebelah lengan. Kedua makhluk aneh itu asyik menyantap 'porsi' masing-masing bagai steak nan lezat, hingga tiba-tiba...

Dor! Dor!

Tembakan kembali terdengar memecah kesunyian Chestertown, dua butir peluru baru saja bersarang di kepala kedua makhluk aneh. Mereka jatuh tersungkur. Tewas? Kelihatannya begitu.

"Cih..." sosok pria berjubah putih yang baru saja membidik dan menembak dari jarak belasan meter menggeleng-gelengkan kepala. Ia bermasker, menggunakan pelindung rambut dan tentu face shield kualitas terbaik seakan telah tahu semuanya sedari awal. Sang dokter muda Kenneth Vanderfield!

"Syukurlah cukup tepat, walau kita datang sedikit terlambat!"

Ia tak ingin mendekat seorang diri. Lima pegawai kompleks Delucas di belakangnya, mengenakan seragam baju hazmat sesuai protokol kesehatan ketat, dititahkannya untuk maju dan mulai bekerja. Dua body bag plus satu tandu bertudung telah mereka persiapkan.


"Berhati-hatilah pada korban pria ketiga itu. Dia sepertinya sudah tiada, tetapi bisa saja akan hidup kembali. Coba beri pertolongan pertama, bawa ke ruang isolasi."

Sementara tak jauh dari sana, lebih tepatnya dalam kompleks Delucas, para kepala pegawai dan tentu saja Leon dan Lady Rosemary menonton, walau hanya dari kejauhan sambil mengenakan perlengkapan sesuai protokol kesehatan.

"Dear My Son Leon, kau sesungguhnya tak perlu ikut-ikutan datang kemari! Anak kecil tak punya urusan apa-apa di sini." Lady Rose memarahi putranya.

"Aku, seorang anak kecil berusia 17 tahun? Come on. Dua suara tembakan tadi sudah cukup membangunkanku, Ma. Padahal aku masih sangat mengantuk pagi ini! Kurang tidur semalam...Hoammmh!" Leon menggeliat lebar seperti saat bangun tidur, menunjukkan jika ia bersungguh-sungguh.

"Oh ya, Grace, Rani dan Papa Orion belum kulihat pagi ini. Mustahil mereka tak ikut mendengar bunyi keras dua tembakan itu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun