Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tak ada Patokan Pasti dalam Menulis, tapi...

7 Januari 2023   06:06 Diperbarui: 7 Januari 2023   06:10 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pexels

Banyak penulis yang sudah merasa mastah atau femes (walau sering humble bragging 'Ah, saya masih serpihan rengginang') membagikan segala macam 'tips' bagaimana ia mencapai 'kesuksesan'.

Mengapa saya pakai tanda kutip?

Karena 'tips' yang dibagi tersebut seringkali sebenarnya bukanlah bagaimana ia bisa 'sukses' atau how to be like me, namun sebuah keyakinan atau ajakan terselubung yang ia anggap benar!

Sesuatu yang ia ingin semua orang meyakininya, alias patokan.

"Menulislah sesuai pasar, maka kau akan laku!"

"Menulislah bukan seperti yang kita ingin, melainkan apa yang pasar ingin."

"Menulis harus begini, tak benar jika begitu! Harus seperti ini jika mau laku, seperti pada karya saya ini, coba baca jika mau tahu, bla bla bla..."

Kira-kira begitulah 'tips-tips' yang mereka bagikan dan kemudian diamini atau dan diangguki para pembaca atau pengikut setianya, bahkan mereka langsung tiru dan ikuti jejaknya.

Padahal belum tentu 'tips' tersebut benar-benar tepat atau bisa diikuti secara  intuisi dan hati nurani. Kedengarannya benar dan masuk akal, akan tetapi coba baca beberapa alasan mengapa kita harus menyaring terlebih dahulu.

1. Pasar adalah target pembaca yang sangat luas. Mungkin yang dimaksud di atas adalah pembaca mainstream atau pembaca pada umumnya yang tak memandang usia alias main tembak. Walau segmentasi karya kita misalnya untuk dewasa, keterbacaan karya bisa saja akan melebar keluar dari target karena dipromosikan dan disajikan secara terbuka. Itulah mengapa jadi lebih laku, karena dipromosikan dan melebarnya segmentasi.

2. Tak semua penulis juga bisa atau berminat ikut arus. Tentunya menulis bukan hal yang enak dikerjakan jika kita lakukan tidak sesuai kebisaan/bakat dan minat, bukan?

3. Patokan atau pembenaran 'harus begini - bukan begitu!' yang kemudian diamini pembaca atau calon penulis belum tentu adalah kebenaran sejati dalam sastra dan literasi. Barangkali hanya opini pribadi subjektif atau bahkan sebuah iklan/promosi terselubung saja agar lebih banyak yang membaca karyanya.

Kesimpulan, kita tak perlu seratus persen ikut bin manut apa kata mastah dan femes. Kita miliki pendapat sendiri dan lakukan. Ikuti jalan dan prinsip literasi yang benar dan nyaman sesuai kehendak pribadi kita. Cara tahunya? Baca, belajar, ingin tahu dan jadilah lebih terbuka (open minded) pada apa kata dunia, tanpa mentah-mentah langsung menurutinya.

Jangan lupa pada penggunaan kaidah dan ejaan penulisan dan batasan-batasan berkarya tak terlihat bernama prinsip dasar, moral, hukum, hak cipta, budaya, kepribadian bangsa dan lain-lain.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun