Mohon tunggu...
Randi Pratama
Randi Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Penggemar Tafsir Qur'an, Intuitif, Sufistik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patah

17 November 2019   13:20 Diperbarui: 17 November 2019   13:22 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah serpihan kata yang tak terbaca. Tertulis tapi tak bermakna. Ditulis oleh tangan yang berjiwa melayang, terbawa angin tak tentu arah.

Tetes demi tetes butiran air mata mengalir, di pelepah pipi yang halus ini, hingga deras seperti guyuran hujan tadi malam.

Apakah dengan cara ini aku tumpahkan lelahku? Bertahan dan terus berani melawan hati. Hati yang remuk sungguh sulit dirangkai kembali.

Kairo, 17 November 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun