Mohon tunggu...
Rama Satriawan
Rama Satriawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kesenjangan Ekonomi Masyarakat Desa

22 April 2019   22:20 Diperbarui: 22 April 2019   22:23 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tidak hanya bapak Bambang yang merasa tertekan perekonomiannya, melainkan ibu Anun yang berasal dari dusun Pringgarata Barat, dimana merupakan salah satu penjual sayur keliling kampung yang sering bahkan setiap hari menjajakan dagangannya kepada masyarakat dengan membawa bakul yang ditaruh pada kepalanya serta tas kresek disamping kiri kanan tanganya yang berisi sayur sayuran yang masih segar, dimana dibeli dari pasar yang berada pada dusun Pringgarata Timur dan kemudian akan dijual pada masyarakat dengan berkeliling berharap mendapat pembeli dari rumah ke rumah, keuntungan yang didapat sangat sedikit dibandingkan tenaga yang terkuras dari pagi hingga siang hari berjualan dari kampung ke kampug dengan jalan kaki, misalkan dari menjual sayur sawi atau bayam yang dijual perikat dengan harga Rp.1000 dan menjualnya kembali dengan harga Rp.1500. 

Jadi keuntungan yang di dapat hanya Rp.500, hal ini sangat minim, meskipun suami dari ibu Anun membantu perekonomiannya namun hal itu tidak cukup dikarenakan suami ibu Anun berprofesi sebagai ojek konvensional dan tidak banyak orang yang meminta jasanya. Belum lagi sayur sayuran yang dijual oleh ibu Anun jika tidak laku maka akan rusak dan tidak bisa dijual lagi, tentu hal ini sangat merugikan. 

Disamping itu ibu Anun memiliki anak perempuan yang masih kecil dan masih sangat membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Tidak hanya ibu Anun yang mengalami hal demikian tetapi masih banyak pedagang kecil lainnya.

Dalam hal ini saya rasa peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal menunjang perekonomian masyarakat desa, khusunya golongan kelas menengah ke bawah seperti halnya para buruh, pengangguran, serta para pedagang kecil. 

Tanpa disadari pengangguran akan terus bertambah jika hal ini terus terjadi. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena para orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai buruh, pengangguran atau pedagang kecil tidak bisa memenuhi biaya pendidikan anaknya, sehingga banyak ditemukan anak yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, padahal banyak putra putri bangsa yang putus sekolah Karena kekurangan biaya yang memiliki cita cita mulia. 

Tetapi hal ini  sudah biasa terlihat di masyarakat desa pada umumnya, anak anak yang putus sekolah tersebut kemudian akan membantu orang tuanya dalam hal memenuhi perekonomian keluarga, baik sebagai buruh dengan mengikuti jejak orangtuanya, sebagai pedagang kecil kecilan atau hanya menunggu belas kasihan dari orang lain. 

Tentu hal ini tidak boleh dibiarkan, untuk itu segala pihak harus turun tangan dalam membantu para generasi penerus bangsa ini dalam menempuh pendidikan dan menggapai cita citanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun