Mohon tunggu...
Oktavianus Daluamang Payong
Oktavianus Daluamang Payong Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis adalah merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Alternatif Pengganti Beras bagi Masyarakat Desa

5 Maret 2024   13:59 Diperbarui: 5 Maret 2024   14:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: koranjakarta.com

Warga diimbau tetap tenang dan tidak melakukan panic buying di tengah harga beras yang terus meroket. Persediaan beras dinilai sudah dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah jauh-jauh hari sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan ada kekurangan pasokan.

Merujuk pada situs Panel Harga Badan Pangan pada Minggu (25/2/2024) siang, rata-rata harga beras premium di DKI Jakarta Rp 16.770 per kilogram. Adapun harga beras medium rata-rata Rp 14.870 per kilogram.

Harga rata-rata beras premium secara nasional ialah Rp 16.300 per kilogram dengan harga tertinggi di Papua Pegunungan yang mencapai Rp 24.000 per kilogram. Adapun harga beras medium rata-rata nasional Rp 14.250 per kilogram dengan harga tertinggi juga di Papua Pegunungan yang mencapai Rp 22.000 per kilogram (Kompas.id/16/02/2024)

Banyak masyarakat yang tinggal di kota merasa panik dengan lonjakan harga beras tersebut. Namun masalah ini tidak terlalu dipersoalkan oleh masyarakat yang tinggal di desa, secara khusus masyarakat yang tinggal jauh dari mobilitas kota.

Ada banyak alternatif  pengganti beras bagi masyarakat desa. Pengalaman pribadi penulis sebagai orang desa, meskipun harga beras naik kami masih bisa mengonsumsi beras dari jagung giling, masih ada singkong, pisang dan umbi-umbi lainnya. Makanan lokal tersebut sangat muda ditemukan di desa. 

Kehidupan di kota dengan mobilitas yang tinggi membuat segala sesuatu yang ingin dikonsumsi harus dibeli. Untuk makan singkong rebus, pisang, jagung dan pangan lokal lainnya maka harus menggelontorkan uang. 

Berkaitan dengan ini di salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara Timur, penjabat bupati mengeluarkan surat edaran untuk tidak mengonsumsi beras pada hari hari tertentu. 

Dikutip dari detikcom, imbauan itu disampaikan lewat Surat Edaran dengan Nomor: Distan KP.521/610/IX/2023 tentang Gerakan 'Nona Sari Setia' (No Nasi Satu Hari Sehat Bahagia dan Aman).

Gagasan itu sejalan dengan implementasi Peraturan Bupati Flores Timur Nomor 61 Tahun 2017 tentang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Lokal di Kabupaten Flores Timur. Imbauan puasa nasi itu juga menyikapi inflasi daerah yang dipengaruhi kenaikan harga beras.

Gerakan ini dilakukan dengan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal dengan suatu gerakan kenyang tidak harus nasi. gerakan ini juga bisa mendorong penyediaan pangan alternatif sumber karbohidrat lokal nonberas, serta menggerakkan sektor ekonomi masyarakat. Dengan demikian pengganti beras adalah pangan lokal yang ada di wilayah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun