Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Singkong Jadi Pengganti Beras? Intip Faktanya!

7 Maret 2024   20:41 Diperbarui: 7 Maret 2024   20:45 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membersihkan singkong I sumber: pexels.com/marquino rocha

Semua orang kini tengah heboh, kenaikan harga beras cukup mengkhawatirkan masyarakat Indonesia, terjadi puncaknya pada Februari 2024. Dalam keterangan BBC News Indonesia (22/02/2024) Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Ngadiran, mengatakan bahkan kenaikan harga beras sebenarnya sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Dimana harga pelan-pelan merangkak naik, hingga harga melonjak tinggi sekarang.

Menurutnya, harga beras medium yang tadinya berkisar 9 ribu - 10 ribu rupiah, pada 21 Februari kemarin menjadi 13 ribu - 14 ribu rupiah per kilogram. Lalu, harga beras premium dari kisaran 12 ribu - 14 ribu rupiah mencapai 17 ribu - 18 ribu rupiah per kilogram. Ini harga yang sangat tidak masuk akal, beberapa orang berkata bahwa harga bukan lagi naik, tetapi berganti harga.

Saya pun merasakan perbedaan harga yang terjadi, harga beras medium di warung yang biasanya hanya 11 ribu rupiah, kemarin menjadi 13 ribu rupiah. Akhir bulan lalu, saya membeli beras premium 5 kg di pasar mendapatkan harga 88 ribu rupiah, artinya per kilogram harganya mencapai 17.600 rupiah.

Namun, sesuai informasi Bapak Presiden Jokowi, harga beras pada awal Maret 2024 mulai turun. Harga beras di pasar mulai bervariasi sekitar 11.500 - 18 ribu rupiah, ini dikarenakan stok beras lama dengan harga tinggi masih ada di pasar. Sedangkan beras baru dengan harga yang mulai turun sudah masuk pasar di dekat rumah saya.

Walau demikian, harga kemungkinan bisa naik dan turun kembali, apalagi sudah mendekati bulan ramadan. Menjelang lebaran juga biasanya harga semua bahan makanan pokok, tidak hanya beras kembali naik, bahkan melonjak.

Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras sehingga sangat drastis tersebut, seperti keadaan perubahan iklim, El Nino yang menyebabkan gagal panen, sampai dugaan penyaluran bantuan sosial (bansos) saat masa kampanye menurut Ayip Said Abdullah, Koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP) dalam BBC News Indonesia (22/02/2024). Pemerintah juga sudah memberikan bantuan beras sebagai solusi agar masyarakat tetap bisa mengonsumsi nasi.

Saya tidak ingin memperdebatkan alasan kenaikan harga beras. Yang perlu kita pikirkan, bagaimana jika beras suatu saat tidak dapat kita beli atau terlalu mahal sehingga perlu mengurangi konsumsi nasi?

Kita perlu mempertimbangkan pengganti beras yang cocok sebagai makanan harian, salah satunya singkong. Fakta menarik apa terkait singkong yang harus kamu ketahui? Dan cerita apa mengenai singkong yang saya alami?

Mengenang singkong rebus buatan nenek

Nenek dan ayah sering menanam singkong di halaman belakang rumah di kampung dulu, sehingga kami sering panen singkong. Tidak hanya singkong, kami juga punya pohon mangga, rambutan, pepaya, dan pohon pisang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun