Keluar dari pintu ini seekor ikan. Bagaimana hujan, bola mataku, kolam ikan itu? Jangan bilang padaku kalau kau telah sembunyikan ribuan telur di dalam perutmu. Aku mungkin tak sempat menelponmu sesaat sebelum kau memberi hormat di lapangan upacara. Aku juga tidak begitu akrab dengan sikap seekor kucing betina yang, tolong usir kutu-kutu di ekorku! Tapi akan kuberikan padamu koleksi hujan terakhir yang mengucuri kota yang berlumpur ini, beberapa bungkus tisue dan drama yang menampilkan---lihatlah aku, ada kekuatan dalam yang tidak akan pernah bisa kau taklukan, dan suatu hari kegilaan lahir dari ketakutan dan keberanian---tidak masuk akal, tapi itu modal untuk move on dan menjadi pemenang sepanjang waktu.
Terlalu kenyang pagi tadi, kebanyakan nasi uduk
dan membuka mata dengan
pikiran tentang kebahagiaan seekor ikan dan kakiku
seperti mengenakan sepatu kuda...
rencananya mau pergi ke toko buku, memandang keramaian kota yang lain,
dan menyembunyikan kesepian
di balik sebuah lagu
mencoba meloloskan diri dari hari-hari yang kelabu---
coba saja kalau bisa...
tapi saat kau memuntahkan telur dari perutmu,
kabari aku
ikan yang lain
Kabayan si pelamun.
Indonesia, 1211191017