Mohon tunggu...
Rama Yuda Irawan
Rama Yuda Irawan Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Verba volant, scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Fragmen

5 Juli 2025   06:18 Diperbarui: 5 Juli 2025   06:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada apa dengan perayaan?
Apakah cahaya lilin bisa mengusir gelap,
atau hanya membuat bayang-bayang semakin pekat?
Dan mempertegas kesepian?
Aku tak yakin pada sorak-sorai---
karena di balik itu, aku melihat upayaku gigihku untuk melupakan rindu.

Saat semua bersulang,
mataku tertarik pada pecahan keramik,
menghitung detik demi detik
menuju sepi demi sepi.

Aku pernah mencoba bertahan di tengah pesta,
namun suara musik berubah menjadi gema
setiap nada seperti jeritan,
yang berusaha disamarkan oleh irama.

Dalam kebisingan itu, aku merasa terasing,
seolah semua kegembiraan hanyalah rangkaian topeng,
dan di balik dentuman lagu,
waktu terus melaju tanpa ampun.

Karena bukankah perayaan adalah wajah palsu dari waktu?
Di balik sorak dan kilau lilin, ada suara yang terhenti,
pena yang kehabisan tinta,
ada kesunyian yang menunggu kata.

Namun aku terlampau nyaman menulis dalam gelap.
Hingga Aku tidak pernah tahan melihat lilin menyala;
ia terlalu mirip tubuh yang perlahan habis dimakan rayap
Tiap nyala disambut sorak,
padahal itu adalah api kecil dari kematian,
yang dipuja seperti cahaya.

Mereka bilang:
"Berbahagialah, kau masih di sini."
Namun gema kata-kata Gie mengetuk,
"Benarkah aku beruntung atau sial?"
Yang beruntung adalah yang mati muda,
yang sial adalah yang mesti bertahan,
terjebak dalam perayaan demi perayaan,
menyaksikan wajah-wajah datang dan pergi,
menyimpan semua kehilangan
tanpa pernah diberi waktu untuk berkabung.

Perayaan, bagiku,
bukan tempat pulang.
Ia adalah mimpi buruk
yang dipoles dengan konfeti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun