Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 110 x Prestasi Digital Competition (72 writing competition, 28 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agroforestri, Cara Cerdas Agar Gajah Tidak Menyerbu Ladang Manusia

28 September 2025   15:07 Diperbarui: 28 September 2025   15:07 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suparto dan Agroforestri (sumber foto ; kabarbumn.com)

Agroforestri adalah perpaduan pengelolaan lahan sebagai solusi konversi lahan dengan menggunakan sistem budidaya tanaman kehutanan, pertanian atau peternakan secara bersamaan.

Pendekatannya seperti yang diwartakan National Geographic (KLIK DI SINI) dengan menanam tanaman bernilai ekonomi tapi tidak disukai gajah, sekaligus mampu menjaga koridor vegetasi dan habitat asli agar gajah punya jalur sendiri.

Media riautribune.com (KLIK DI SINI) memuat kisah KTH (Kelompok Tani Hutan) Alam Pusaka Jaya yang menerapkan agroforestri.

Suparto menyampaikan “Untuk agroforestrinya saat ini belum membuahkan hasil dari sisi ekonomi, tapi konflik gajah-manusia mengecil.

Anggota Rimba Satwa merawat bibit Agroforestri (sumber foto : Deny fernando / National Geographic)
Anggota Rimba Satwa merawat bibit Agroforestri (sumber foto : Deny fernando / National Geographic)

Turut juga ditanam rumput pengalih pakan, tanaman seperti matoa atau durian di ladang, dan juga teknologi seperti GPS Collar untuk memantau pergerakan gajah.

Secara nyata Agroforestri mampu menekan konflik antara gajah dan manusia melalui strategi konservasi multi-spesies.

Agroforestri ; Harapan di Tengah Tantangan

Penerapan nyata agroforestri bukan tanpa hambatan dan halangan. Petani seperti Suparto tidak bisa mengelak bahwa dari sisi ekonomi belum  akan terlihat hasilnya dalam jangka pendek, manusia butuh makan tiap hari.

Bayangkan, tanaman seperti durian atau matoa bukanlah padi, tanaman tersebut butuh waktu bertahun-tahun untuk produktif.

Namun yang patut diketahui, manfaat tanaman tersebut tidak hanya dari hasil panen saja, tapi juga benturan akan berkurang, kebun lebih aman, dan terjadi hubungan yang harmonis antara manusia dan satwa memberi arti penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun