Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 112 x Prestasi Digital Competition (73 writing competition, 29 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Parfum Lokal Banjir Extrait ! Inovasi, FOMO atau Gimmick Tanpa R&D ?

2 Agustus 2025   07:27 Diperbarui: 3 Agustus 2025   06:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa Parfum lokal yang tidak mau diakui sebagai pencetus atau memiliki produk high-end player di industri parfum? Label "extrait de parfum" langsung mengangkat prestige sebuah produk. 

Di tengah persaingan ketat, mereka berfikir label "extrait de parfume" merupakan senjata branding yang sangat efektif. Tapi ternyata mereka semua melakukan hal yang sama, menggunakan label extrait di produk parfum. Jadi sebetulnya sudah bukan senjata lagi.....

ilustrasi parfum (sumber foto ; Sandra dans)
ilustrasi parfum (sumber foto ; Sandra dans)

Lah dalah ingin meningkatkan prestige malah menjadi hal yang biasa di mata para konsumen, karena semua brand produk lokal sudah melahirkan extrait.

Bahkan ada beberapa brand parfum lokal yang sebagian besar produknya berlabel extrait de parfume. Sehingga tidak ada lagi batasan low, middle, dan high class seperti yang diterapkan oleh brand parfum ternama.

..

Mendorong Standar Baru

Terasa ada brand parfum lokal yang membuat varian Extrait de Parfume bukan hanya soal prestige. Ternyata ada brand lokal memang ingin mendorong standar baru.

Parfum itu tidak hanya harum, tapi juga karakter, tahan lama, aroma kompleks, dan layak bersanding dengan parfum internasional. Itu kenapa brand parfum lokal dalam pemasarannya ada yang menolak aromanya disamakan dengan parfum impor.

Banyak pembahasan over claim extrait, ada brand padahal belum paham cara menghitung takaran minyak parfum yang benar. Belum lagi bagaimana membuat stabilitas aroma di iklim tropis. Kalau tidak melakukan R&D yang matang, aroma bisa rusak di botol.

Kabar baiknya? Konsumen Indonesia sat ini makin pintar. Mereka sudah bisa membedakan mana parfum yang sekadar pakai lebel extrait, dan mana yang benar-benar punya karakter dan performa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun