Semuanya bermula dari keresahan produk brand lokal, menurut Daku, mereka ingin mendapatkan spotlight. Di tengah gempuran parfum niche dan desainer dari luar negeri khususnya Timur Tengah yang menawarkan aroma kuat dan tahan lama, brand lokal merasa perlu mengikuti.Â
Kenapa aroma Timur Tengah ? .. ingat Indonesia menjadi negara Muslim terbesar yang mengirimkan jamaahnya untuk berangkat ibadah haji dan Umroh.Â
Salah-satu yang dibawa pulang untuk pemakaian pribadi adalah parfum dari Arab dengan kategori Extrait, sedangkan oleh-oleh yang diberikan keluarga adalah air zam-zam, qurma, kismis dan kacang Arab.
Brand parfum lokal akhirnya tak lagi puas menjual produk dengan kategori Eau de Parfum atau Body Mist. Produk lokal ingin menciptakan signature scent yang luxurious, bold, dan tahan lama lebih dari 12 jam, layaknya parfum Timur Tengah.
Dalam dunia aroma, satu semprotan saja bisa membuat orang jatuh cinta tapi bisa juga justru hilang kepercayaan untuk selamanya, karena aroma yang begitu kuat yang tak seimbang bisa membuat mual orang lain.
..
Menyuguhkan Apa yang Diminta Tren Media Sosial
Tidak bisa disangkal, Instagram dan TikTok punya peran besar dalam bom tren ini. Banyak influencer dan fraghead parfum yang mengulas pafum lokal dengan kategori extrait, dengan berceloteh "wadaaww...ini gila sih ini, aromanya enak banget, strong dan tahan lama !!....."Â
Reaksi publik ? .....doooorrr....meledak. Produk habis dalam hitungan jam. Gara-gara habis ludes terjual, berujung membuat pre-order 14 hari bahkan lebih.
Akhirnya ini menjadi alasan kenapa Brand Parfum Lokal berbondong-bondong membuat varian Extrait de Parfume. Dunia parfum lokal kini seperti sirkuit balap.
..
Prestige