Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Peran Geospasial dalam Mendukung Traveller Menjelajah Pesona Indonesia

2 September 2017   21:55 Diperbarui: 3 September 2017   08:49 2183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskrpsi : Geospasial berupa peta dasar dibutuhkan para Traveller untuk menjelajah Indonesia I Sumber Foto : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'

Hai teman-teman Traveller's bisa jadi beberapa diantara kalian roaming dengan sebuah kata "Geospasial". Mungkin masih banyak traveller di Indonesia yang belum mengenal dengan kata atau pengertian Geospasial. Daku sendiri sebagai seorang traveller yang acapkali menggunakan gaya perjalanan Backpacker sebelum tulisan ini dibuat pun tidak tau itu apa. Tetapi tidak ada kata terlambat untuk mengejar ilmu pengetahuan.

Bisa jadi ada beberapa traveller yang sudah menggunakan perangkat geospasial tetapi belum mengetahuinya yaitu peta atau atlas pariwisata. Seharusnya seorang traveller minimal mengenal dengan informasi geospasial agar dapat memetakan lokasi secara lebih tepat. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu obyek atau kejadian yang berada di bawah, pada atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

Institusi pemeritah yang melaksanakan peran informasi geospasial adalah Badan Informasi Geospasial (BIG). Berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011, Badan Informasi Geospasial adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BIG dipimpin oleh seorang Kepala, untuk periode ini dipimpin oleh Prof.Dr.Ir.Hasanudin Z Abidin, M.Sc.Eng.

Ternyata perangkat pengolah informasi geospasial bermanfaat dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kepariwisataan  dan ekonomi kreatif secara terintegrasi, sebagai alat bantu yang  menambah ketajaman analisis, konsolidasi, dan integrasi antar sektor, yang nanti nya diharapkan mampu meningkatkan kinerja kepariwisataan dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Untuk itu, Badan Informasi Geospasial (BIG) menyerahkan perangkat Pengolah Informasi Geospasial berupa hardware dan software kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Gedung Sapta Pesona Jakarta, 7 Mei 2014 yang dilansir halaman resmi BIG DISINI.

Kedepannya informasi geospasial akan menjadi semakin penting bagi para traveller yang akan menjelajah kepulauan Indonesia. Dalam kurun 2 (dua) tahun ini BIG mendukung program Pemerintah dalam bidang kemaritiman khususnya pembangunan poros maritim dan tol laut. Walaupun belum selesai, BIG sudah mulai melaksanakan pembuatan peta kelautan dan pesisir pantai. Nantinya peta tersebut diperlukan untuk rencana pembangunan pelabuhan dan jalur pelayaran laut. 

Deskripsi : Pencapaian Penyelenggaraan Peta Rupa Bumi I Sumber : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'
Deskripsi : Pencapaian Penyelenggaraan Peta Rupa Bumi I Sumber : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'
Peta yang dibuat menggunakan skala 1:1.000 sampai dengan skala 1:1.000.000. Bagi traveller pastinya sangat membutuhkan Informasi Geospasial Dasar yang berupa penyajian informasi geospasial mengenai obyek yang dapat dilihat secara langsung, atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu relatif lama. 

Peta dasar dapat memberikan informasi Peta Rupabumi Indonesia, Peta Lingkungan Pantai Indonesia, dan Peta Lingkungan Laut Nasional. Peta dasar yang dimaksud tersebut terdiri dari layer-layer garis pantai, hipsografi, perairan, nama unsur rupa bumi (geografi), batas wilayah, transportasi dan utilitas, bangunan dan fasilitas umum, dan penutup lahan. Nah bermanfaat baget kan teman-teman traveller agar penjelajahan kita tidak hanya sekedar jalan tetapi menambah insight.

Patut kalian ketahui teman-teman traveller, Informasi Geospasial Dasar diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indoenesia dan wilayah yurisdiksinya. Informasi Geospasial Dasar akan dimutkhirkan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Informasi Geospasial Dasar hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).

Terkait dengan program Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyangkut Nawacita, BIG sedang menyusun peta dasar skala besar untuk mendukung penetapan perbatasan wilayah desa, yang mencakup sekitar 80.000 desa. Selain penetapan perbatasan desa, BIG juga masih harus melakukan verifikasi toponimi dan penetapan koordinat sekitar 3.000 pulau lainya, setelah melaksanakan pembakuan nama 13.466 pulau di Indonesia dan terdaftar di PBB. 

Sementara itu untuk pemetaan 24 pelabuhan yang terkait dengan pembangunan tol laut akan dilakukan BIG selama 2 tahun terakhir, dengan skala peta 1:10.000. Saat  ini penyusunan dan pemetaan pelabuhan terkait dengan  penyusunan tata ruang pesisir baru dilaksanakan di 15 kabupaten di 4 provinsi.

Deskripsi : Drone yang digunakan dalam pemetaan oleh BIG I Sumber Foto : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'
Deskripsi : Drone yang digunakan dalam pemetaan oleh BIG I Sumber Foto : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'
Agar mendapatkan data yang akurat, pemetaan itu dilaksanakan menggunakan data satelit dan juga memanfaatkan wahana tanpa awak (Drone) dengan sistem kendali jarak jauh. Drone yang digunakan yaitu dua prototipe UAV rancangan Lapan yaitu LSU  02 dan LSU  03 yang memiliki kemampuan terbang secara otonomus sejauh 200 hingga 350 km. Selain itu pencitraan juga menggunakan pesawat terbang LSA (Lapan Surveillance Aircraft) yang dibuat bersama Universitas Berlin Jerman. Pesawat ini dapat dimanfaatkan untuk pemotretan wilayah di Indonesia dalam lingkup lebih luas.

Dalam membuat citra resolusi tinggi ini, BIG yang berkerjasama dengan Lapan juga akan memanfaatkan data penginderaan jauh satelit Lapan A1 di orbit polar dan Satelit Lapan A2 yang baru mengorbit September 2015 lalu di orbit khatulistiwa. Saat ini pemetaan skala besar yaitu 1 : 5000  hingga sangat tinggi atau di bawah 60 cm dapat dihasilkan dengan  mengambil citra dari satelit SPOT,  Pleiades,  Ikonos, Quickbird, dan Geo Eye yang beresolusi sangat besar (sekitar 0,5 m).  

Deskripsi : Daku bersama Backpacker Jakarta menjelajah Semarang & Ungaran I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Daku bersama Backpacker Jakarta menjelajah Semarang & Ungaran I Sumber Foto : Andri M
Keren banget kan teman-teman traveller jadi kita para traveller's tidak perlu khawatir terhadap peta yang dimiliki dalam perjalanan karena menggunakan tehnologi yang canggih dalam pemetaannya. Sebaiknya kita traveller's Indonesia melihat traveller dari negara lain dimana mereka terlihat selalu membawa peta / informasi lokasi perjalanan di backpack nya.

----ooo000ooo----

Sumber Informasi : Buku 'PERAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA'

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Blog     Web      Twitter     Instagram      email : mastiyan@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun