Mohon tunggu...
Ra Kawi Padelegan
Ra Kawi Padelegan Mohon Tunggu... Pustakawan - Mědhang i Bhūmi Kahuripan

“kumaliliŕana kulitkaki, makadrwya rājalaks̗mī, muwahakna harsa nikanang rāt, mūnarjiwakna sang hyang sarwwadharmma”.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ratap Rindu dari Balik Pohon Bidara

21 Januari 2021   15:59 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:07 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah membisik telinga merpati agar mengantar kabar dengan sayap yang utuh
Lalu meniup gumpalan kapuk biar terbang mengendarai angin dan mengikat rindu yang menumpuk

Wajah-wajah lembut menari memutari langit, anggun seperti bidadari berselendang awan tipis..
Namun Bulan bersembunyi karena cemburu, meminta-minta pada dewata agar takdir menyakiti hati kekasihnya yang telah pergi

Burung Daradasih merindu sinar bulan di ranting pohon Bidara, suaranya meratap-ratap memohon belas kasih pada rembulan

Saat sabit kuning mulai terlihat di langit barat daya, hati manusia mulai kembali pada cinta yang sebenarnya.

Paro terang ke-2 bulan Asuji, 1942 Saka.
Paniron-Pahing-Radite wara, Pahang.
Waisaka naksatra Ayusman yoga Taitila Karana Nirttiastha Indra dewata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun