"Loh kenapa? Banyak manfaatnya buat kamu kalau kamu berhasil lolos." ucap Bu Lidya.
"Kata ambu takut sekolah saya terganggu Bu. Abah juga takut kalau jadi sering pulang malam." jawab Nara.
"Ra, yang menentukan OSIS bisa mengganggu sekolah kamu atau tidak juga diri kamu sendiri. Kalau kamu bisa bagi waktu dengan baik, tetap rajin belajar, jadi OSIS tidak akan membuat prestasi kamu menurun. Lagipula, kamu yang harusnya membuktikan kalau ucapan orang tua kamu salah." ucap Bu Lidya.
Bu Lidya berusaha meyakinkan Anara untuk mendaftarkan dirinya dalam seleksi pengurus OSIS, ia merasa Anara memiliki bakat dalam organisasi, dan memiliki kemampuan dalam memimpikan seseorang.
Berkat ucapan Bu Lidya, Anara benar-benar mendaftarkan dirinya dalam seleksi tersebut. Ia takut menyesal jika tidak pernah mencobanya, lagi pula ia bisa saja gagal dalam proses seleksi. Menurutnya, lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali.
Setelah melakukan beberapa tahap penyeleksian, Anara dinyatakan lolos sebagai pengurus OSIS. Ia juga terpilih menjadi kandidat Ketua OSIS di nomor urut 2.Â
Tak disangka, Anara berhasil terpilih menjadi Ketua OSIS setelah pemilihan dengan total perolehan skor 493 suara.Â
Dan pada akhirnya, orang tuanya tidak lagi menentang keputusan Anara. Orang tuanya justru merasa bangga dengan keberhasilan Anara menjadi Ketua OSIS, dan kegigihannya meraih impian.
Di akhir masa jabatannya, Anara berhasil membuktikan bahwa selama satu tahun masa jabatan, prestasinya tidak pernah menurun karena menjadi pengurus OSIS. Dan rapat rapat OSIS tidak pernah membuatnya harus pulang malam.
Berkat kenekatannya yang membuahkan hasil yang baik, Anara tidak lagi takut memperjuangkan impian yang diyakininya adalah jalan terbaik baginya.