Yang lebih mengagetkan lagi, "Selalu Ada di Nadimu" juga bersaing di kategori puncak AMI Awards 2025 yakni Karya Produksi Terbaik-Terbaik. Sepanjang AMI digelar, sangat jarang sebuah original soundtrack bisa masuk atau bahkan memenangkan kategori puncak.
Dalam catatan saya, baru satu kali original soundtrack berhasil memenangkan Karya Produksi Terbaik-Terbaik, yakni lagu "Laskar Pelangi" yang menjadi soundtrack film berjudul sama yang menang pada AMI Awards 2009.
Selain itu, "Selalu Ada di Nadimu" juga berhasil menarik perhatian juri AMI dengan memasukkannya di banyak kategori lintas bidang seperti Duo/Grup Anak-Anak Terbaik, Kolaborasi Terbaik, dan Produser Rekaman Terbaik.Â
Hal ini menunjukkan bahwasanya lagu tersebut diakui kualitasnya secara holistik, bukan sekadar lagu tema film saja.
Ditambah keterlibatan laleilmanino sebagai pencipta dan produser juga memberikan nilai tambah yang besar. Lagu ini punya pesan positif, memorable, dan sangat "on-brand" untuk film animasi anak.
2. Â "Kumpul Bocah" (Maliq & D'Essentials - Jumbo)
Sedikit berbeda dengan "Selalu Ada di Nadimu", "Kumpul Bocah" memiliki vibe yang khas ala Maliq, funky, dan langsung membangkitkan nostalgia karena lagu ini merupakan recycle dari penyanyi Vina Panduwinata rilisan tahun 1986.
Lewat lagu ini pula, Maliq dijagokan untuk bersaing di kategori Duo/Grup Pop Terbaik. Kombinasi musisi legendaris dan proyek sukses bisa jadi salah satu formula kemenangan yang disukai juri.
Ya, jika juri AMI Awards 2025 ingin memberikan penghargaan pada lagu dengan vibe pop yang lebih matang dari proyek Jumbo, "Kumpul Bocah" bisa menjadi pilihan.