Walau begitu, saya cukup geregetan soal bagaimana cara karakter melakukan stalking. Hampir di semua adegan stalking, mereka hanya digambarkan ketak-ketik laptop, kemudian menyorot wajah cemberut karakter, ketak-ketik lagi, eh langsung dapat semua infonya.
Penonton nggak diajak untuk masuk ke dalam dunia mereka. Padahal ini poin penting dari film yang bertema teknologi.
Semisal kita belajar pada dua film impor Missing (2018) dan Searching (2023). Mereka melakukan adegan stalking dengan sangat hati-hati dan perlahan. Tujuannya agar penonton bisa ikut memahami proses yang karakter lakukan sekaligus merasakan ketegangan yang ada.
Atau nggak usah jauh-jauhlah. Sebelum True Stalker, ada series Indonesia berjudul Code Helix (2022) yang mampu memvisualkan adegan stalking dan atau yang berbau teknologi dengan gambaran animasi dan efek visual yang rapi dan terstruktur.
So, penulis naskah penting untuk riset lebih dalam. Dan lebih penting lagi bagaimana sutradara punya misi yang bisa diterjemahkan oleh editor menjadi tambahan visual yang menarik.
Terlepas dari itu semua, True Stalker adalah series romansa (dengan tambahan misteri) yang masih seru untuk ditonton. Kolaborasi akting para pemain muda yang cukup solid, hingga kejutan-kejutan yang tak terduga menambah warna tersendiri dari series ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI