Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "True Stalker", Ketika Kepo Berujung Petaka

9 Februari 2025   09:54 Diperbarui: 12 Februari 2025   10:47 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nggak usah kepo-kepo lagi ya (Sumber: dokumentasi Vidio/Screenplay Films)

Selama nonton True Stalker, saya banyak terkejutnya. Masih nggak nyangka, bahwa film ini punya bagian thriller yang justru jadi pemantik utama konflik. Pas nonton episode pertamanya, saya nggak kepikiran kalau film ini bakal mengarah ke sana. 

Apalagi episode perdananya cukup membosankan. Nggak menyisakan ruang untuk penonton mengggali sesuatu di episode selanjutnya. Film menggunakan time jump dalam satu episode. Kisah Adiba dan Agam yang berlanjut hingga kuliah, serta background keluarga Adiba sudah terangkum penuh dalam episode satu.

Saya sampai nonton ulang untuk memastikan apa memang ada clue yang memastikan series ini akan berakhir gelap. Ya, ternyata tidak.

Padahal menurut Hanung Bramantyo (17 Selamanya), episode satu ini adalah episode yang sangat krusial karena akan menjadi penentuan bagi penonton untuk lanjut atau skip.

IMHO, True Stalker bisa saja "meniru" Elite, serial populer asal Spanyol, yang sedari awal sudah menunjukkan identitas mereka. Atau seenggaknya, penonton dikasih clue secara bertahap di setiap episode, sehingga proses reveal nggak numpuk semuanya di episode terakhir.

Tapi soal ini memang bukan masalah True Stalker saja sih. Hampir ditemukan di banyak series yang terjebak pada pujian "plot twist-nya keren".

Enggak! Nggak ada yang salah dengan plot twist, tapi yang dijadikan penilaian adalah bagaimana film menyajikannya.

Kurang rinci soal ilmu stalker-nya

Tebak siapa biang kerok yang jadi the real true stalker? (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Tebak siapa biang kerok yang jadi the real true stalker? (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Adiba dan teman-temannya mendirikan KSI (Komunitas Stalker Indonesia) yang awalnya mungkin iseng. Tapi semakin komunitas ini berkembang, semakin banyak orderan, malah semakin membuat mereka saling mencurigai, dan persahabatan jadi taruhannya.

Sejenak kita tempatkan posisi di karakter mereka. Jika kamu menjadi teman Adiba, kemudian kamu dibayar dengan sejumlah uang dalam jumlah fantastis, dengan tugas untuk mencari aib Adiba. Apa yang akan kamu lakukan, menerima uang tersebut dan melaksanakannya atau menolaknya?

Naskah gubahan Aaron Hart dan Effrina Sisfayeralda ini memang pandai memainkan emosi penonton. Karakter-karakter yang ada dibuat ambigu dan membuat saya bingung, siapa sebetulnya yang menjadi "true stalker" di antara semua karakter yang ada.

Karakter-karakter yang ditulis punya motivasi sendiri untuk layak dicurigai sebagai the real true stalker. Dan inilah faktor utama yang akhirnya saya berniat melanjutkan series ini hingga selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun