Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspada dan Jaga Informasi Pribadi Perbankan Kamu!

7 Januari 2023   08:39 Diperbarui: 7 Januari 2023   08:46 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bank menjaga keamanan data nasabah/icoservices.com

Kisah modus penipuan yang saya jadikan sebagai pembuka tulisan ini, berkaitan erat dengan aktivitas di poin 4.

Ketika dihubungi oleh mereka yang mengaku-ngaku dari pihak bank, dan kita percaya, tahap selanjutnya kita akan dengan mudah ngeklik link yang mereka bagikan. Padahal bisa jadi link itu adalah sebuah cara untuk mencuri informasi perbankan kita.

Untuk memitigasi risiko ini, satu-satunya cara adalah dengan mengabaikannya. Kemudian blokir nomornya. Walaupun setelah itu, akan muncul nomor-nomor lain dengan modus serupa. Ya tak apa, abaikan dan blokir lagi.

Kesel memang. Tapi kita nggak bisa berharap banyak pada pemerintah yang masih belum saja menemukan solusi efektif untuk memberantas masalah ini. Kecuali pada situs porno, gercep. Upz!

Selain itu, awareness bagi para penikmat yang senang nonton bajakan di situs-situs ilegal nih. Hati-hati lho bisa jadi disisipkan iklan yang didalamnya berisi virus.

Oia, kenapa penikmat pembajakan rentan terhadap iklan penipuan, karena ketika kita hendak menonton suatu film bajakan prosesnya itu rumit banget. Harus masuk ke beberapa halaman dulu dan di setiap halaman ada iklan yang harus diklik.

Herannya, sudah ribet dan rentan terhadap pencurian data, kok masih ada saja yang melakukan. Kira-kira kenapa ya?

5. Waspada terhadap sosial media palsu

Coba deh komplain pelayanan sebuah bank di twitter, eh seketika bakal banyak akun yang DM atau reply menawarkan bantuan yang ujung-ujungnya dialihkan ke WA.

Dalam keadaan kalut, kita bisa saja percaya kalau yang membalas keluhan kita adalah akun media sosial resminya. Dan setelah itu bisa ditebak, kita akan dengan mudah tergiring untuk memberikan informasi yang ada di poin 1 dan 2.

Mitigasi risikonya adalah tetap tenang ketika kita mendapat suatu masalah dan melakukan komplain. Lebih baik lagi untuk tidak komplain di media sosial. Karena walaupun responnya cepat, sesungguhnya permasalahan perbankan tidak bisa diselesaikan oleh admin media sosial.

Sebaiknya jika memiliki permasalahan, komplainlah melalui email. Selain leluasa menjelaskan kronologi, komplain melalui email juga membuat dokumentasi histori percakapan dengan pihak bank tertata rapi. Dan apabila dibutuhkan sebagai bukti suatu kasus, bisa dengan mudah dipersiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun