Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Terorisme dalam "Batla House", Apakah Hanya Rekayasa Polisi Semata?

7 Juli 2022   09:38 Diperbarui: 7 Juli 2022   09:41 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadi siapa yang salah?/indiatimes.com

Film India ini didasarkan pada kisah nyata peristiwa penangkapan terorisme Mujahidin India di rumah Batla, Delhi. Peristiwa ini menimbulkan spekulasi apakah teroris di Batla itu memang ada atau hanya rekayasa polisi saja.

Tanpa banyak basa-basi, Batla House membuka filmnya dengan serangkaian aksi penangkapan yang dipimpin oleh polisi Sanjeev Kumar Yadav (John Abraham). Terjadi aksi baku tembak yang tak terhindarkan antara polisi dan terduga teroris. Secara tidak sengaja, peristiwa penangkapan ini melibatkan warga sipil karena posisi rumah Batla termasuk pemukiman padat penduduk. 

Akibatnya warga sekitar tak percaya jika penyerangan ini murni peristiwa terorisme. Mereka meyakini penyerangan ini hanya rekayasa polisi semata. Apalagi warga tidak mencurigai adanya keanehan/kejanggalan aktivitas di rumah Batla. Semuanya nampak baik-baik saja.

Adegan pembuka ini dibuat sangar di awal sebagai pemantik ke cerita selanjutnya. Namun kesangaran adegan pembuka tersebut, nggak menjadikan Batla House sebagai film laga kriminal sepenuhnya. Ia lebih fokus menguak sisi psikologis seorang polisi.

Sanjeev Kumar Yadav tetap yakin kalau mereka yang ditangkap adalah teroris Mujahidin India. Keyakinannya terus mendapat pertentangan dari masyarakat. Bahkan media pun turut memberitakan kalau peristiwa ini hanya rekayasa.

Hal inilah yang terus menjadi beban pikiran Sanjeev hingga mengganggu kehidupan pribadinya.

Untuk menangani karakter seperti ini, John Abraham sangat piawai memainkannya. Bukan kali ini saja saya melihat akting memukau John Abraham yang penuh dengan permainan psikologis. Kabul Express (2006) dan Romeo Akbar Walter (2019), adalah dua film lain yang juga menjadi ajang pembuktian John Abraham sebagai aktor India yang patut diperhitungkan.

Karakter yang diperankan John Abraham semakin menarik dengan tambahan karakter sang istri. Ia adalah Nandita Kumar (Mrunal Thakur) seorang jurnalis di sebuah media. Nandita diperintahkan bosnya untuk memberitakan peristiwa penyerangan Batla sebagai penyerangan palsu.

Bisa dibayangkan bagaimana tertekannya kondisi Sanjeev?

Karena tugasnya, sang istri terpaksa 'melawan' Sanjeev. Sudah tak mendapat dukungan masyarakat, satu-satunya harapan yang bisa mendukungnya pun lenyap begitu saja. 

Akhirnya, dari pekerjaan berimbas ke kehidupan di dalam rumah tangganya. Saya sangat menyukai pendekatan sutradara untuk menggambarkan kehidupan Sanjeev dan Nandita yang kian mendingin. Konflik rumah tangga mereka banyak dilukiskan dengan ekspresi dan gekstur tubuh dari John Abraham dan Mrunal Thakur tanpa banyak mengeluarkan dialog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun