Mohon tunggu...
Raissa IndrasariR
Raissa IndrasariR Mohon Tunggu... Mahasiswa - icaajadeh

mahasiswi yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Keira

25 Oktober 2021   18:42 Diperbarui: 25 Oktober 2021   18:50 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi hari yang cerah, terlihat seorang anak perempuan sedang mengayuh sepedanya. Rambut hitam yang dikepang dua terlihat melambai tertiup angin. Namanya Keira Hecihera atau biasa disapa Kei. Kei merupakan anak kedua dari dua bersaudara, keluarganya sangat sederhana ayah dan ibunya hanyalah seorang pegawai negeri biasa dan kakaknya yang berjarak enam tahun dengan Kei masih mengenyam pendidikan dibangku sekolah menengah pertama. 

Kei yang berumur tujuh tahun sedang aktif-aktifnya bermain bersama teman-teman sekolah dasarnya. Kei kecil sangat senang dengan apa yang dia miliki saat ini, hingga suatu kejadian yang membuat Kei kehilangan satu sayapnya, yaitu ketika Kei menginjak umur 17 tahun untuk pertama kalinya dia mengalami patah hati yang sangat berat. Kei kehilangan sosok ayah yang sangat dia cintai, cinta pertama Kei kecil telah meninggalkannya.

Semula Kei merasa tidak apa-apa karena masih banyak orang disekelilingnya yang memberikan kasih sayang tanpa batas, apalagi ibu dan kakaknya sangat menyayangi dirinya. Sampai ketika Kei menginjak umur 20 tahun dirinya pun terpaksa untuk kehilangan sayap kedua yang dimilikinya dan merupakan hal yang sangat menghancurkan dirinya. Bumi yang selama ini dia pijak tidak berarti lagi untuknya. Ibunya, ibunya yang dia sayangi selalu memanjakan Kei, selalu memeluknya ketika dia kesulitan dan menjadi pengganti untuk ayahnya yang telah tiada sekarang harus pergi meninggalkan Kei untuk selamanya.

Kei tidak mengerti, kenapa Tuhan terlalu jahat dengan dirinya, merampas semua keindahan dan kebahagiaan yang selalu mengikuti dirinya. Berbulan-bulan dirinya tanpa arah meninggalkan semua yang dia miliki termasuk kuliahnya. Ya, Kei sempat mengenyam pendidikan di salah satu universitas terbaik di Indonesia, tetapi dia melepas itu semua demi menjaga sang ibunda yang sedang sakit. Terpuruk dan semakin terpuruk. Bulan demi bulan berlalu, jam, menit, detik telah berlalu tetapi kesedihan yang menghiasi wajah cantiknya tidak pudar. Kei sudah menjelma menjadi seorang perempuan dewasa di umurnya yang ke-20 tahun. Dipaksa dewasa oleh keadaan, tetapi tidak pernah dipaksa untuk menjadi yang terbaik.

Kei terbangun dan melihat secarik kertas yang ditinggalkan oleh Rio abangnya

'Kalo ada apa-apa hubungin ke nomor yang abang pernah kasih. Jangan lupa sarapan, kalo makanannya dingin panasin lagi ya'

"Bang Rio udah berangkat ternyata," gumam Kei

Setelah kepergian Rio, Kei merasa bahwa rumah yang dia tinggali terasa sangat sepi. Terasa lebih dingin, dan tidak ada orang yang menemani dia. Dia sendirian dan kesepian. Memilih untuk bangun dari nyamanya kasur, Kei kembali memulai rutinitas setiap harinya yang selalu berulang dari hari ke hari. Merapihkan rumah sampai dirinya merasa bosan, setelah itu kembali menonton siaran dorama yang selalu di putar ulang. Menghela napasnya, Kei beranjak bangun kemudian menguncir rambutnya yang sudah mulai panjang, Kei menatap pantulan dirinya di cermin.

"Apa aku potong aja ya," ucap Kei sambil memegang sejumput rambut indahnya

Setelah menimbang-nimbang Kei mengambil sebuah gunting dan mulai memangkas rambutnya menjadi lebih pendek. Kei ingin merubah semua yang ada di dirinya, dia tidak boleh terus terpuruk dan bersedih. Dirinya bosan hidup dalam lubang kesedihan. Meratapi kepergian Ibu yang dia sayangi, dia ingat kata-kata yang ibunya

'Kei, jika ibu nanti sudah tidak ada disamping Kei, Kei harus menjadi sosok perempuan yang kuat ya. Perempuan mandiri, dan selalu bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan. Anggaplah ibu ada disamping Kei, jangan pernah merasa sendirian ya sayang'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun