Mohon tunggu...
Raifatul Maulah
Raifatul Maulah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Semoga bermanfaat🌈

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sensasi, Persepsi, dan Atensi terhadap Perkembangan Kognitif Anak

10 Maret 2021   12:57 Diperbarui: 10 Maret 2021   13:08 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap individu pasti memiliki panca indera, setiap panca indera  memiliki fungsi yang berbeda-beda. Panca indera tersebut akan berfungsi ketika ada rangsangan (stimulus) yang datang. Dengan datangnya stimulus tersebut, individu dapat mengartikan apa yang terjadi. Jadi, pada artikel kali ini penulis akan menjelaskan tentang sensasi, persepsi, dan atensi (perhatian) yang berhubungan dengan semua panca indera yang dimiliki oleh setiap individu.

Sensasi merupakan sebuah pendeteksian dini yang dilakukan oleh tubuh terhadap energi dari lingkungan, seperti suara, cahaya, dan lain sebagainya. Deteksi tersebut dilakukan oleh semua panca indera yang kita miliki. Sensasi adalah suatu proses menerima rangsangan (stimulus) melalui alat indera, tanpa ada makna. Proses sensasi, meliputi stimulus, organisme, dan respon. Pertama proses penerimaan stimulus, proses tersebut melibatkan proses fisik. Stimulus tersebut akan diterima oleh alat indera. Kemudian dilanjutkan dengan proses fisiologis, yakni rangsangan dari alat indera diteruskan syaraf sensorik ke otak. Proses yang terakhir adalah proses psikologis, yakni proses pada otak yang membuat organisme dapat menyadari apa yang sudah diterima melalui alat inderanya.

Ada 5 (lima) jenis sensasi, antara lain:

  1. Sensasi penglihatan. Mata adalah salah satu alat indera kita. Mata sebagai penerima rangsangan berupa cahaya. Oleh karena itu, melalui mata seseorang dapat merasakan sensasi penglihatan (melihat) apa yang ada di sekitar lingkungannya, seperti pemandangan yang indah atau buruk, dan lain sebagainya.
  2. Sensasi pendengaran. Telinga adalah alat indera pendengaran. Telinga memiliki fungsi untuk mendengarkan suara yang ada disekeliling kita, baik suara manusia, hewan, dan lain sebagainya, kemudian suara tersebut akan diteruskan saraf ke otak. Oleh karena itu, dalam proses ini seseorang dapat mengalami sensasi suara yang ada disekelilingnya, baik suara indah maupun buruk.
  3. Sensasi peraba. Kulit sebagai alat indera peraba pada manusia yang berada paling luar dan luas. Kulit berfungsi sebagai pelindung organ yang ada didalam tubuh. Melalui kulit, seseorang dapat mengalami sensasi seperti lembut, kasar, maupun rasa sakit jika kulit terluka karena benda tajam.
  4. Sensasi pengecap. Melalui sensasi ini, seseorang dapat merasakan sensasi rasa pada makanan, minuman maupun zat-zat yang lain, seperti rasa lezat, pedas, manis, asam, pahit, maupun yang lainnya. Sensasi ini bisa dirasakan oleh indera pengecap kita yakni lidah, sebab adanya reseptor pada indera pengecap tersebut. Makanan, minuman, maupun zat-zat lainnya tersebut yang kita masukkan ke dalam mulut akan bersentuhan dengan indera pengecap (lidah) yang kemudian akan merespon dengan beberapa sensasi rasa yang berbeda-beda.
  5. Sensasi penciuman. Alat indera penciuman adalah hidung. Melalui alat indera ini, seseorang akan dapat merasakan sensasi penciuman, seperti bau wangi, tidak sedap, aroma lezat makanan, dan lain sebagainya.

Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya sensasi, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi alat indera apakah dalam keadaan baik atau buruk dalam menerima stimulus dan fungsi dari alat indera individu itu sendiri. Jika individu mengalami kondisi pada fisiknya berkurang, maka sensasi yang dirasakannya mengalami gangguan. Sedangkan faktor eksternal meliputi jarak tempuh stimulus ke alat indera, stimulus terjadi berapa lama, dan lain sebagainya. Hal tersebut berpengaruh pada sensasi yang dirasakan apakah terasa kuat atau sebaliknya.

Persepsi merupakan kognisi tingkat tinggi yang dilibatkan untuk melakukan interpretasi kepada informasi sensorik. Persepsi terjadi dikarenakan adanya sinyal sensori yang diterima dan diidentifikasi oleh organ manusia yakni otak, dalam jangka waktu yang sangat cepat pada proses kognisinya. Identifikasi tersebut memberikan sebuah makna pada setiap informasi yang sudah didapat, kemudian diproses sesuai dengan pengetahuan tentang dunia secara matang, sehingga pengetahuan dan pengalaman seseorang dalam kehidupannya akan bertambah. Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses memberikan makna dari sensasi melalui panca indera.

Atensi (perhatian) merupakan suatu proses sebagai upaya pemusatan mental terhadap kejadian-kejadian sensorik maupun mental. Atensi berarti mengabaikan objek lain untuk tetap fokus terhadap hal-hal tertentu. Atensi memiliki enam aspek utama, yakni kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi, pemrosesan otomatis, kesadaran, dan neurosains.

Atensi terbagi menjadi dua jenis, antara lain :

  1. Atensi selektif. Atensi selektif adalah kemampuan pada individu untuk tetap fokus pada satu hal tertentu dan mengabaikan hal lain yang tidak signifikan (penting).
  2. Atensi sensorik. Atensi terbagi atau biasa disebut dengan atensi sensorik adalah suatu kemampuan pada individu untuk memberikan perhatian kepada dua hal atau lebih dalam waktu yang sama.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sensasi, atensi, dan persepsi saling berkaitan antara satu sama lain. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak sebab sensasi, atensi, dan persepsi  adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada otak manusia (anak). Seperti halnya anak usia dini yang menyukai hal-hal baru yang belum pernah mereka ketahui dan akan mereka pelajari. Dengan demikian, keterkaitan antara sensasi, atensi, dan persepsi terhadap perkembangan kognitif anak yakni anak akan dapat dengan mudah menerima dan mendapatkan suatu informasi mengenai hal-hal baru yang ditemuinya melalui semua panca inderanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun