Tuan... pagi tadi. Aku baru saja berbincang dengan teman magangku. Kami sedang membicarakan sosok laki-laki yang ia cintai. Tiba-tiba aku teringat padamu.Â
Setelah selesai perbincangan itu, Â Aku ke mushollah. Â Belum masuk waktu dzuhur tuan. Tapi, tidak papa kan Aku sedikit beristirahat disini. Sebab, hanya di tempat ini. Aku bisa membaringkan badanku yang amat pegal.Â
Tuan, bayang-bayangmu telah muncul dipikirkanku. Apalagi, baru-baru ini, kau terang-terangan mendoakanku. Aku demikian bahagia, sehingga tak mampu untuk menahan rasa.Â
Tapi,tuan...Â
Aku jadi berpikir, Â
Apa mungkin, kau mencintaiku? Sebagaimana aku menahan rasa yang dalam kepadamu?Â
Apa iya, kamu  memang sedang merindu-rindu pertemuan kita?
Seperti Aku yang selalu merindukanmu?Â
Tuan.. Â Aku tengah bertanya-tanya kepada Allah. Aku tahu, banyak perempuan yang menyukaimu. Â Kamu tampan tuan,baik, soleh lagi. Tapi...kenapa kau memilih aku?Â
Itu yang sedang berlekimut di pikiranku. Sebab tuan, Aku merasa tidak pantas. Saat melihatmu, Â Aku menjadi ingat akan banyaknya kekuranganku sebagai seorang perempuan. Â