Yang menarik bagi Cak Nur, ketika ia menguraikan bagaimana ukuran manusia itu sebagai modern. Dikatakannya "sunnatullah telah mengejawantahkan dirinya dalam hukum alam, sehingga untuk dapat menjadi modern, manusia harus mengerti  terlebih dahulu hukum yang berlaku dalam alam itu (perintah Tuhan)", Modernisasi Ialah Rasionalisasi Bukan Westernisasi.
Penegasan Cak Nur dalam modernitas sebagai upaya agar umat Islam tidak buru-buru menolak modernitas yang menghampiri bangsa Indonesia khusunya umat Islam pada tahun 1960-an.
Umat Islam terlalu khawatir terhadap modernitas dengan  asumsi bahwa itu produk Barat. Kekuatiran tersebut muncul karena faktor yang menjauhkan diri pada ilmu pengetahuan, namun keimanannya begitu kuat pada ajaran agama.
Mungkin dalam pengertiannya bisa dipahami, kekhawatiran  itu sebagai fakta saat ini. Di era digitalisasi, manusia diprogram sedemikian rupa oleh alat elektronik dan media sosial, saya tak perlu  menjelaskannya lebih jauh masalah ini. Kita bisa melihatnya secara langsung.
Ada ketidaksiapan kita secara pemikiran untuk menerima era digitalisasi, karena imbasnya, kita bisa kehilangan budaya dan moral. Oleh karena itu, perlu kembali mendalami modernisasi yang diuraikan Cak Nur. Mari kita lihat apa yang dijelaskannya sebagai penutup tulisan ini.
"kita sepenuhnya berpendapat bahwa modernisasi ialah rasionalisasi yang ditopang oleh dimensi-dimensi moral, dengan beranjak pada prinsip iman kepada Tuhan Yang Maha Esa", baca Modernisasi Ialah Rasionalisasi Bukan Westernisasi".