Mohon tunggu...
Rahmat Aulia
Rahmat Aulia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Aceh || Santri Dayah || Freelance Writer ||

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Batu Nisan Aceh, Peninggalan Sejarah Sarat Makna

14 Januari 2022   11:08 Diperbarui: 14 Januari 2022   11:14 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Medio 2014, saya mencari jejak batu nisan bekas kerajaan lamuri di Krueng Raya, Aceh Besar. Perjalanan yang tidak mudah karena harus bersusah payah menembus semak belukar dengan jalan bebatuan. Sesampainya di lokasi bekas kerajaan yang sangat masyhur pada masa dulu itu, kami hanya menemukan beberapa gundukan batu tidak beraturan. Selebihnya hanya semak dan kandang kambing warga. 

Kecewa? iya. jauh-jauh datang tapi tidak sesuai antara ekspektasi dan realita. Upaya kami untuk melihat bekas kerajaan berikut dengan nisan-nisannya harus dibawa terbang angin.

Tidak berapa lama, keinginan kami untuk melihat batu nisan terobati dengan adanya pameran batu nisan yang diadakan oleh Mapesa (Masyarakat Aceh Peduli Sejarah) kerjasama dengan BPNB. Dari hasil penelusuran selama pameran, setidaknya saya mencatat ada lima hal penting yang harus kita ketahui tentang batu nisan Aceh :

1. Setiap Periode Berbeda Model dan Ukirannya

Ada 3 tipologi batu yang dipamerkan selama berlangsungnya acara yaitu tipologi batu nisan Samudra Pasai, Lamuri dan Aceh Darussalam. Ketiga tipologi ini berbeda dari segi bentuk, bahan dasar dan motif ukirannya. 

Dari tiga jenis batu yang dipamerkan, saya paling suka dengan batu nisan kerajaan Samudera Pasai karena mempunyai ukiran dan bentuk yang sangat cantik dibandingkan lainnya. Nisan dari kerajaan Islam pertama di Aceh ini juga mempunyai tingkat ketahanan yang sangat tinggi karena berasal dari batu sungai (bate krueng).

Nisan dari kerajaan Lamuri bisa ditandai dengan bentuknya yang mirip pagoda serta berasal dari bahan dasar batu karang. Jadi ketika melihat dan memegangnya kita bisa langsung tahu dari mana asal nisan tersebut.

2. Selalu Ada Pesan Pada Sebuah Nisan

Ukiran pada setiap nisan selalu mengandung pesan kebaikan. Misalnya pada makam Malikah Nahrasiyah yang dipahatkan secara lengkap surah yasin yang ada dalam Al-Qur’an. Pemahatan surah ini bisa berarti suatu kondisi yang baik yang dilalui Sumatra di zaman pemerintahan sang sultanah.

Ada sebuah nisan yang membuat saya lama terpaku membaca maknanya, hingga mengulangnya beberapa kali. Pesannya seperti ini “Ketahuilah, dunia ini fana, tiada bagi dunia suatu kekekalan. Dunia hanya ibarat sarang yang dirajut laba-laba. Dan cukuplah bagimu daripada dunia, wahai orang yang mencarinya, sekadar apa yang dapat mengenyangkanmu. Betapa umur itu sangat singkat, dan semua yang di dalamnya akan mati.”

Pesan tersebut diukir pada makam Sultan Ma’ruf Syah (wafat 917 H/1511 M) yang ditemukan di Gampong Dayah Tanoh Kibeut, Kec. Pidie, Kab Pidie. Sebuah pesan yang sangat menyentil bagi hamba pengejar dunia. Semoga Allah mengampuni dan merahmati beliau.

3. Cuma Satu Orang se Asia Tenggara Yang Bisa Membaca Pesan Pada Nisan

Adalah Ustadz Muhammad Taqiyuddin yang menjadi salah seorang beruntung yang bisa membaca pesan pada sebuah nisan. Ilmu yang di anugerahkan oleh Allah kepadanya tentu tidak datang serta merta. 

Menurut informasi dari rekan Mapesa, beliau pernah menempuh pendidikan tiga belas tahun lamanya di Mesir, selama kurun waktu tersebut disamping fokus menyelesaikan pendidikan juga beliau manfaatkan untuk menekuni ilmu epigraf. Suatu cabang arkeologi yang berusaha meneliti benda-benda bertulis yang berasal dari masa lampau. 

Salah satu contohnya adalah prasasti. Untuk bisa menguasai ilmu ini, seseorang diharuskan turut menguasai ilmu nahwu, sharaf dan beberapa ilmu lainnya. Tidak mudah bukan?.

4. Nisan Terindah di Asia Tenggara Adanya di Aceh

Snouck Hurgronje dalam bukunya “Arabie en Oost Indie” terbitan 1907 M, menulis tentang Sultanah Ratu Nahrasiyah binti Sultan Zainal Abidin (wafat 831 H/1428 M) yang dimakamkan di Gampong Kuta Krueng Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara sebagai makam ratu Islam terindah di Asia Tenggara. 

Menurut Snouck, makam yang terbuat dari batu pualam ini merupakan duplikat dari makam Umar ibn Akhmad al-Kazaruni di Cambay, Gujarat, India yang mangkat pada 1333 M. Satu abad lebih setelah wafatnya Ratu Nahrasiyah, bentuk nisan seperti itu juga dipakai pada pembangunan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur.

Melihat bentuk makamnya yang indah, dapat dipastikan Ratu Nahrasiyah merupakan ratu perempuan terbesar pada zamannya.

 “Batu nisan makam Malikah Nahrasyiyah binti Sultan Zainal Abidin (wafat 831 H/1428 M) dinobatkan sebagai nisan terindah se Asia Tenggara karena mempunyai ukiran, pesan dan bentuk yang sangat indah. Makam yang terbuat dari marmer ini terdapat di Gampong Kuta Krueng, Kec. Samudera Kab. Aceh Utara.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun