ORANG-ORANG PINGGIR TEMBOK PEMBATAS
Sehabis subuh aku menyeka segala luka dengan doa
Sementara matahari mulai menunjukan keagungan-Nya
Burung-burung bersahutan memberi salam kepada embun
Kopi hitam dalam cangkirku penuh dengan syukur nikmatMu
Dan pinggiran rel kereta terlihat seorang  laki-laki tua tertidur
Entah begadang habis berjudi atau terlalu lelah kepada nasib
Nasib atas takut neraka atau sejuknya surga kata ahli agama
Gesekan besi dan mesin keretapun tidak mengsuik istirahatnya
Bukan langit dan bumi lagi tapi ini kenyataan yang didepanku
Hujan bukan ancaman tapi nyala kompolah yang lebih menyeramkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!