Mohon tunggu...
Rahmat Faozi
Rahmat Faozi Mohon Tunggu... Wiraswasta - TUKANG NGOPI

SETIAP MANUSIA YANG BERNAFAS PASTI BISA SALAH DAN JUGA BENAR JADI JALANI SAJA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Orang-orang Pinggit Tembok Pembatas

16 Oktober 2020   11:50 Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:05 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ORANG-ORANG PINGGIR TEMBOK PEMBATAS

Sehabis subuh aku menyeka segala luka dengan doa

Sementara matahari mulai menunjukan keagungan-Nya

Burung-burung bersahutan memberi salam kepada embun

Kopi hitam dalam cangkirku penuh dengan syukur nikmatMu

Dan pinggiran rel kereta terlihat seorang  laki-laki tua tertidur

Entah begadang habis berjudi atau terlalu lelah kepada nasib

Nasib atas takut neraka atau sejuknya surga kata ahli agama

Gesekan besi dan mesin keretapun tidak mengsuik istirahatnya

Bukan langit dan bumi lagi tapi ini kenyataan yang didepanku

Hujan bukan ancaman tapi nyala kompolah yang lebih menyeramkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun