Kembali lagi ke percakapan Roslan dengan anaknya. Sang dokter menekankan bahwa sekolah itu merupakan sarana "memperbesar kemungkinan-kemungkinan" untuk mendapatkan hidup yang layak. Pernyataan ini mencerminkan bahwa pendidikan berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan individu dengan berbagai peluang yang mungkin tidak dapat diakses tanpa pendidikan formal.
Memang tidak ada jaminan bahwa dengan sekolah, hidup seseorang akan lebih layak atau lebih baik dari yang lain, tegas Roslan. Namun, penting untuk mencermati bahwa meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan, ia memberikan fondasi yang kuat bagi individu untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam dunia kerja. Pendidikan lebih kepada "proses pembelajaran yang membentuk karakter dan pola pikir individu". Dalam hal ini, pendidikan berfungsi sebagai alat untuk membangun kapasitas intelektual dan emosional yang akan sangat berguna ketika seseorang menghadapi tantangan di masa depan.
Lebih jauh, Roslan mengajukan pertanyaan kepada anaknya yang mengundang refleksi: "lebih besar mana 'kemungkinannya' orang dipilih untuk menjadi direktur atau katakanlah manajer di suatu perusahaan, yang mempunyai pendidikan sarjana (S1, S2, dan S3) daripada yang tidak berpendidikan?" Dalam banyak kasus, perusahaan lebih cenderung memilih kandidat yang memiliki gelar pendidikan tinggi karena mereka dianggap lebih siap untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam dunia bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga sebagai indikator kualitas dan kemampuan individu.
Sebagai ilustrasi, ada dua individu yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Individu pertama, adalah seorang lulusan S1, misalnya di bidang manajemen, sementara yang kedua hanya memiliki pendidikan menengah. Ketika keduanya melamar pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan, individu yang berpendidikan S1 akan memiliki keunggulan dalam hal pemahaman tentang teori manajemen, strategi bisnis, dan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk memimpin tim. Lulusan S1 mungkin telah mempelajari berbagai metode analisis bisnis yang membantu mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik. Di sisi lain, individu yang tidak berpendidikan formal mungkin memiliki pengalaman kerja yang berharga, tetapi tidak memiliki pemahaman yang sama tentang konsep-konsep yang diharapkan dalam posisi manajerial. Dari sini dapat dilihat bahwa pendidikan formal dapat memberikan keunggulan yang signifikan dalam mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam suatu perusahaan.
Melalui dialog inspiratif di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi juga tentang mengembangkan diri dan memperluas wawasan. Pendidikan adalah perjalanan yang kompleks dan mendalam, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi mereka dan menemukan jati diri. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat, dunia menjadi sangat kompetitif. Setiap individu dituntut untuk memiliki keunggulan yang membedakannya dari yang lain. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit untuk bersaing. Generasi muda atau milenial kiranya tidak terjebak pada pandangan sempit bahwa kesuksesan dapat dicapai tanpa pendidikan formal. Padahal pendidikan adalah alat yang dapat membantu untuk "memperbesar kemungkinan" menuju kesuksesan.
Jangan hanya melihat individu yang berhasil tanpa pendidikan; ingatlah bahwa mereka adalah pengecualian, bukan aturan. Setiap pelajaran dan pengalaman di sekolah maupun di bangku kuliah adalah batu loncatan menuju kesuksesan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas; pengalaman di luar kelas, seperti magang, organisasi mahasiswa, atau proyek sosial, juga sangat berharga. Yang terpenting, bukan hanya kesuksesan materi yang dikejar, tetapi juga berusaha untuk memberikan manfaat yang positif bagi individu dan masyarakat. Jadi, belajarlah dengan sepenuh hati dan jangan pernah meremehkan kekuatan pendidikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI