Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya adalah bukti kepedulian, bukti rasa penasaran setelah sekian lama tidak bersua.Â
Namun, memang gak semua orang tau cara menyampaikan pertanyaan dengan baik dan benar. Mengutarakan pertanyaan tanpa menyinggung perasaan.Â
Tapi, ada juga kok yang emang mau ngeroasting dari sononya. Terus? Yaudah, dinikmati saja. Toh lebih baik ketawa bareng-bareng daripada ketawa sendiri. Karena ketawa sendiri itu tandanya? (Silahkan jawab sendiri)Â
Jadi, ketika kalian mendapatkan pertanyaan horor ketika lebaran, jangan takut atau malah ciut. Dibawa santai saja, dinikmati bersama. Jangan dibalas, diterima dan dibawa santai saja. Sungguh, dibalik pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya banyak doa-doa baik yang tersirat, kok.Â
Ingatlah, diam itu emas. Lalu, jika memang harus membalas, maka balaslah dengan kebaikan dan lebih baik meroasting diri sendiri daripada orang lain. Karena, setiap ucapan sebenarnya adalah doa. Makna ucapan adalah doa menurut Islam tidak disebutkan secara eksplisit. Namun, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa umat Muslim hanya boleh mengucapkan hal-hal yang baik dan sebaiknya diam jika tidak memiliki perkataan yang baik untuk diucapkan.
Ucapan yang baik adalah salah satu bentuk keimanan kepada Allah SWT. Selain itu, perkataan yang baik dapat menghindari timbulnya perselisihan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Al-Isra ayat 53 yang berbunyi:
wa qul li'ibd yaqlullat hiya asan, innasy-syaithna yanzaghu bainahum, innasy-syaithna kna lil-insni 'aduwwam mubn
Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.Â