Banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering terjadi dan memiliki dampak luas terhadap kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Akhir-akhir ini banyak daerah di Indonesia terjadi bencana banjir, salah satunya di Jabodetabek setelah hujan deras mengguyur sejak senin sore,3 Maret 2025. Banjir masih menjadi masalah yang mendasar di Indonesia terutama di wilayah perkotaan. Penyebab banjir bisa terbagi menjadi dua kategori, yaitu karena faktor alam dan faktor dari hasil kegiatan manusia.
 Dari sudut pandang geografis dan kondisi alam, banyak daerah memiliki topografi yang rentan terhadap banjir, seperti dataran rendah, cekungan, atau wilayah di sekitar sungai. Curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat sering kali menjadi pemicu utama banjir, terutama di daerah beriklim tropis yang memiliki musim hujan yang jelas. Perubahan iklim global juga berperan dalam menciptakan pola cuaca yang semakin ekstrem dan tidak menentu. Intensitas serta frekuensi hujan lebat meningkat di berbagai wilayah sebagai akibat dari pemanasan global. Aktivitas manusia turut memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan risiko banjir.Â
Urbanisasi dan pembangunan yang tidak terencana mengubah area resapan air menjadi permukaan kedap yang tidak mampu menyerap air hujan. Alih fungsi lahan hutan menjadi area komersial atau pemukiman mengurangi kemampuan alam dalam menahan dan menyerap air. Infrastruktur pengendalian air yang tidak memadai atau kurang terawat juga merupakan faktor penting. Saluran drainase yang tersumbat oleh sampah, sedimentasi di sungai yang mengurangi kapasitas aliran, serta sistem pengendali banjir yang sudah usang sering kali menjadi masalah di banyak daerah perkotaan.
 Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer,Indonesia termasuk ke dalam negara yang penduduknya kerap terdampak banjir setiap tahun. Aqueduct Global Food Analyzer menampilkan data 15 negara paling rentan banjir dan semuanya adalah negara paling tidak berkembang. Pusat krisis kesehatan kementrian Kesehatan RI mencatat setidaknya ada beberapa banjir yang bisa melanda Indonesia yakni banjir bandang,banjir luapan Sungai/danau,banjir lumpur,banjir rob,hingga banjir karena derasnya hujan.
Bencana banjir tidak bisa di prediksi kapan terjadinya, namun saat curah hujan tinggi biasanya sering menimbulkan bencana banjir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNBP) tahun 2025, banjir menduduki urutan pertama jenis bencana terbanyak. Urutan kedua disusul tanah longsor, dan ketiga yakni cuaca ekstrem.
 Banjir dapat diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang terlalu tinggi serta dari kearusakan atau bahkan penyalah gunaan lahan hijau di lingkungan. Namun,ada juga banjir yang tidak di pengaruhi oleh curah hujan. Sebagaimana kejadian banjir terjadi Ketika Sungai dan drainase tidak mampu menampung air hujan. Akibatnya,air meluap dan merendam Kawasan permungkiman,hingga jalan. Selain itu,terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan (run off) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitass pengaliran sistem drainase atau system aliran Sungai. Faktor alam yang mempengaruhi banjir antara lain daktor meteorologi (intensitas curah hujan,distribusi curah hujan,frekuensi dan lamanya hujan berlangsung).
 Penyebab banjir di Jabodetabek terjadi karena adanya penurunan muka tanah, perubahan tata guna lahan, kenaikan muka air laut, dan fenomena cuaca,perlu diingat bahwa tindakan manusia dapat menyebabkan banjir, bukan kondisi alam. Banjir dapat terjadi karena sampah yang menumpuk di sungai dan sampah yang berserakan di jalanan. Selain itu, sistem drainase yang tidak memadai dapat menyebabkan genangan air tersumbat karena tidak dapat mengalir dengan baik. Jika pembangunan tidak mempertimbangkan sistem peresapan air, debit air akan meningkat dengan cepat saat hujan. Penebangan liar juga dapat menyebabkan air hujan kehilangan tempat serapan, yang dapat menyebabkan banjir.
Bencana banjir bisa merugikan banyak orang sebab banjir bisa memberikan berbagai dampak, baik kesehatan maupun lingkungan. Seperti harta benda yang terkena banjir akan rusak dan hanyut bersama air. Selain itu, persediaan air bersih yang langka akan menimbulkan penyebaran penyakit akibat air yang kotor,seperti yang kita tahu bahwa air bersih merupakan hal dasar setiap manausia sehingga dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang. Stok makanan juga menjadi terbatas karena akses yang sulit. Bagi daerah tertentu, banjir juga bisa menyebabkan kegagalan panen dan matinya beberapa tanaman dikarenakan tidak kuat terendam banjir.Â
Banjir dapat menyebabkan berbagai dampak merugikan yang serius bagi manusia dan lingkungan. Kerusakan fisik pada infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan bangunan, dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang mencapai miliaran hingga triliunan rupiah. Selain itu, banjir juga mengancam keselamatan jiwa manusia melalui risiko tenggelam, terseret arus, atau tertimpa reruntuhan. Di samping itu, banjir dapat menimbulkan gangguan psikologis, seperti trauma dan stres, bagi korban yang kehilangan harta benda atau anggota keluarga. Akses ke layanan dasar, seperti listrik, air bersih, dan telekomunikasi, juga dapat terputus, yang berdampak pada aktivitas ekonomi dan pendidikan. Kerusakan lahan pertanian mengancam ketahanan pangan, sementara degradasi lingkungan, seperti erosi tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran sumber daya air, dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bahkan setelah air banjir surut.
Banjir yang terjadi umumnya bisa menimbulkan masalah kesehatan, biasanya masyarakat yang terkena dampak banjir akan terkena berbagai macam penyakit. Di antaranya, gangguan pencernaan, infeksi kulit, infeksi pernafasan, Penyakit saluran cerna lain,seperti demam tifoid,memburuknya penyakit kronis karena penurunan daya tahan tubuh seseorang akibat musim hujan yang ber kepanjangan,tetanus, dan virus yang dibawa oleh nyamuk. Selain itu terjadinya kerusakan pada rumah dan barang-barang yang ada di dalamnya yang menimbulkan kerugian ekonomi. Aktivitas warga juga terhambat akibat dampak banjir sehingga membuat mereka harus melakukan penanganan terlebih dahulu sebelum beraktivitas. Adapun dampak negative banjir yang paling parah,yaitu munculnya korban jiwa,karena terseret arus banjir atau karena luapan air yang tidak dapar diprediksi.
 Dalam menghadapi situasi banjir,pemerintah harus berupaya untuk menanggulangi banjir dan mencegah kejadian tersebut agar tidak terjadi di masa depan. Untuk mengatasi banjir pemerintah harus melakukan dengan membangun infrastruktur,seperti pembangunan tanggul dan bendungan untuk mencegah luapan air,menanam pohon untuk meningkatkan kemampuan aliran permukaan yang dapat menyebabkan banjir,pengadaan pompa air portable submersible,melakukan modifikasi cuaca secara berkesinambungan untuk mengurangi intensitas curah hujan yang tinggi, pemerintah juga harus melakukan optimalisasi infrastruktur yang ada melalui perbaikan,renovasi,dan pemeliharaan,selain itu pemerintah juga harus menyelamatkan masyarakat yang terdampak melalui evakuasi dan penyiapan tempat untuk pengungsian,memenuhi kebutuan dasar seperti makanan,pakaian dan kebutuhan lainnya,serta pelayanan kesehatan di tempat pengungsian.Â