Mohon tunggu...
Rahmadi Salman
Rahmadi Salman Mohon Tunggu... Guru - ikhtiar untuk terus menginspirasi

Pegiat literasi dan pendidik sekarang tinggal di KabupatenTanah Laut Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menapaki Indahnya Puncak Pianemo Raja Ampat

20 Juli 2020   16:44 Diperbarui: 20 Juli 2020   16:38 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Pianemo Raja Ampat

Sebuah impian yang tak terbayangkan akan terwujud, saat aku menyaksikan indahnya puncak Pianemo Raja Ampat yang dilakukan oleh seorang nomor satu di negeri ini, yaitu Bapak Joko Widodo Presiden Republik Indonesia.

Betapa tidak, saat mentari diujung ufuk menuruni jejak-jejak indahnya awan dan siapa yang tidak berkeinginan datang ke sana untuk menyaksikan "anugerah yang tiada tara" ujar Ustadz Abdussamad atau yang dikenal UAS.

Pada akhir bulan Desember 2018 tepatnya tanggal 24 Desember aku diberi kesempatan untuk mengunjungi sebuah pulau yang terletak diujung Barat Indonesia ini yaitu Kota Sorong dalam rangka studi kolaborasi pengelolaan madrasah tempat aku bertugas, yaitu menuju kampus MAN Insan Cendekia Sorong Papua Barat.

Pagi itu (24 Desember 2018), aku berangkat dari rumah dengan mobil jemputan yang biasa menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru pada pukul 04.00 WITA dan tiba di Bandara sekitar pukul jam 05.00 WITA dan bertepatan azan berkumandang pertanda shalat subuh sampai.

Usai shalat subuh di Masjid Bandara, akupun bergagas menuju ruang check in dan setelah selesai pemeriksaan akupun langsung menuju ruang tunggu di Bandara tersebut bersama enam orang lainnya.

Tepat pukul 06.15 WITA petugas bandara memberikan informasi kepada seluruh penumpang pesawat agar segera menaiki pesawat melalui gate 5 tujuan Bandara Hasanuddin Makasar.

Perjalanan di atas pesawat yang begitu lama membuat aku terkadang terlelap tidur dan terkadang mataku melihat keluar jendela pesawat memandang indahnya pemandangan pesona awan yang selalu membuat hati ini menjadi tenang dan bahagia. Akan tetapi, terkadang membuat para penumpang terenyuh hati tak berdaya kala pesawat menabrak awan dengan goncangannya. Seketika seisi pesawat menjadi sepi senyap seakan bagai kuburan karena takutnya.

Setelah melalui perjalanan panjang dengan dua kali ganti pesawat, akhirnya kami sampai di Bandara Bandara Internasional Domine Eduard Osok Sorong dan saat itu pada malam hari sehingga kami menginap dulu di kota Sorong, karena jarak ke Kampus MAN Insan Cendekia Sorong memerlukan waktu sekitar kurang lebih satu jam.

Suasana malam hari di kota Sorong sangat berbeda dengan suasana siang hari, apalagi malam itu (24/12/2018) adalah malam Natal bagi umat Nasrani. Menurut informasi warga setempat bahwa penduduk di Kota Sorong yang beragama Islam dan Nasrani keberadaannya sekitar fifty-fifty. Sehingga suasana Natalan sangat terasa terutama jamaat yang beribadah di Gereja-gereja.

Meskipun demikian, suasana toleransi umat beragama di Kota Sorong sangat baik dan saling hormat menghormati. Ini terlihat sesekali suara nyanyian terdengar nyaring dari tempat ibadah dan saat waktu shalat bagi umat Islam juga terdengar.

Kota Sorong adalah pintu masuk ke kabupaten bahkan ke ibukota Provinsi Papua Barat, karena adanya Bandara Internasional Domine Eduard Osok dan pelabuhan petikemas ada di Sorong ini, juga beberapa objek wisata terkenal Raja Ampat melalui Kota Sorong. Sehingga banyaknya para wisatawan mancanegara dan domestik melalui Kota Sorong ini.

Suasana malam hari di kota Sorong tetap ramai dan kemeriahan dengan adanya lsmpu warna-warni di tempat ibadah, rumah-rumah penduduk yang merayakan natalan.

Perjalanan pun berlanjut, besok harinya (Selasa, 25/12/2018) kami dijemput oleh tuan rumah untuk ke objek wisata dunia yaitu destinasi Raja Ampat. Tepat pukul 08.00 WIT kamipun berangkat dermaga pelabuhan Ferry, karena rencana ke objek wisata Raja Ampat pakai speedspeed akan tetapi karena belum diisinya bahan bakar, maka kamipun berangkat pakai kapal Ferry.

Kami beli tiket masuk sebesar Rp. 100.000,- perorang dengan lama perjalanan kurang lebih satu jam. dan kami mendapatkan tempat duduk di lantai dasar dengan nomor 28. Kapal Ferry PT. Belibis Papua Winters adalah kapal yang berlayar untuk membawa penumpang yang mau ke Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat atau yang mau ke kota Sorong.

Sambil menunggu sampainya di tempat tujuan, penulis mencoba menikmati perjalanan penulis menonton filmnya yang diputar pihak manajemen kapal. Sesaat penulis terlelap dalan ridur dan mabuk dalam heningnya suasana kapal dan tak terasa jam sudah menunjukan jam 10.00 WIT. Dan kamipun tiba di sebuah pelabuhan di Kabupaten Raja Ampat.

Kamipun menunggu jemputan guide yang akan membawa kami ke sebuah pulau di wilayah Raja Ampat yaitu sebuah destinasi bawah laut, yaitu Arborek dan pantai pasir putih, yaitu Pantai Friwen.

Di Pulau Arborek kita dapat menikmati indahnya pesona alam bawah laut, ada ikan-ikan yang warna warni dan terombu karang yang sangat luar biasa indahnya. Sedangkan di Pantai Friwen kita akan menikmati indahnya pasir-pasir putih sambal bertualang dengan air laut yang jernih dan beberapa penduduk asli Friwen yang bernyanyi dengan bahasanya.

Malam harinya, kami menginap di Homestay Mamatua Waisai yang pada malam hari cukup mempesona, bayangkan kelap kelip lampu yang dipasang di atas pelabuhan speedboat homestay Mamatua dan gemerisik ombak laut menambah indahnya malam itu, akupun tidak menyia-nyiakan indahnya malam itu bersama kawan-kawan yang lain sambil menikmati makan malam ditepi pantai homestay Mamatua Waisai yang disiapkan oleh pemilik homestay.

Lebih indah lagi ternyata ketika penulis ke ujung pelabuhan speedboat ini agak ketengah, tiada kata yang terucap selain subhanallah (Maha Suci Allah) yang memberikan nikmat ini. Dari sini terlihat jelas sekali warna warni lampu-lampu di beberapa homestay yang ada di pesisir laut Waisai Raja Ampat ini.

Setelah puas menikmati indahnya malam di Homestay Mamatua Waisai, kamipun melanjutkan petualangan di destinasi Raja Ampat Provinsi Papua Barat dengan menggunakan speed yang khusus di sewa dari Kota Sorong Milik KAnwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat.

Pagi harinya (Rabu, 26 Desember 2018), penulis bersama rombongan dijanjikan berangkat ke salah satu destinasi Raja Ampat Piaynemo pada pukul 06.00 WIT. Akan tetapi jemputan sampai jam 8 baru tiba dan tepat Pada pukul 08.15 WIT kami berangkat dengan menggunakan speedboat menyisiri Laut Waisai menuju destinasi Piaynemo Raja Ampat.

Perjalananpun bermula dengan petualangan yang penuh tantangan, karena speedboat yang kami tumpangi harus menerjang ombak yang mencapai 1,5 meter tingginya dan ini mengguncang dan menghentakan penumpang terutama aku yang ada di depan speedboat tersebut.

Ketika menuju destinasi tersebut, kami baru sadar bahwa ternyata daerah Raja Ampat adalah daerah yang sangat kaya dengan pulau-pulau kecil dan penduduk aslinya kebanyakan mendiami daerah tersebut dan kekayaan alam yang belum terjamah oleh tangan-tangan jahil manusia.

Setelah melalui perjalanan yang menegangkan dan melelahkan selama kurang lebih 2 jam, alhamdulillah kami sampai juga di Piaynemo Raja Ampat. Lega dan hilang rasanya saat kami melihat ikon Piaynemo yang di letakan di sebuah bukit yang bertuliskan "Welcome to Piaynemo"

Sebelum naik ke puncak Piaynemo, kami mengabadikan momen tersebut berfoto bersama dan selfie di ikon-ikon penting. Memang Piaynemo adalah salah satu destinasi Raja Ampat yang luar biasa pesona keindahannya. Sampai-sampai Bapak Presiden Joko Widodo menyempatkan untuk mengabadikan pesona indahnya Piaynemo tersebut saat berkunjung ke Raja Ampat.

Sejenak Menapaki indahnya Puncak Pianemo
Sejenak Menapaki indahnya Puncak Pianemo

Setelah menaiki berapa anak tangga, kamipun mencapai puncak Piaynemo dan subhanallah Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah dan nikmat tidak terbatas ini, sehingga dapat menikmati indahnya pesona puncak Piaynemo ini. Kurang lebih 30 menit, kamipun turun ke bawah dan sesampai di bawah kami menikmati enaknya suguhan kelapa muda khas Piaynemo. Masya Allah ternyata inilah yang namanya nikmat dan wisata tak terbatas.

Destinasi wisata Piaynemo Island (Pulau Pianemo) ini yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara). Pulau ini berada wilayah Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Pulau dengan julukan Little Wayag (Wayag Kecil) ini menawarkan keindahan dan kecantikan gugusan karst (karang) dari puncak Pianemo dengan ketinggian 59 meter di atas permukaan laut dan 122,4 meter jarak ke puncak. Menapaki 320 anak tangga untuk sampai ke puncak dan menyaksikan langsung pesona keindahan gugusan karang di atas air laut yang berwarna biru.

Betapa indahnya pesona Puncak Piaynemo tersebut seihingga Ustadz Abdus Somad (UAS) menyatakan ini "Sebuah Anugerah Terindah Yang Diberikan Allah Kepada Kita". Dan menurut penulis pesona Puncak Piaynemo adalah "Nikmat Tak Terbatas"  karena bagi penulis untuk sampai ke tempat ini memerlukan perjuangan yang sangat panjang memakan waktu dan biaya yang besar serta tantangannya yang sungguh berat yaitu melawan dahsyatnya ombak laut Raja Ampat.

Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, 28 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun