Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Pendidik

Merangkai Kata, Menghidupkan Cerita.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anakku Tak Pernah Salah: Saat Kasih Sayang Orangtua Berujung Bumerang

23 Juni 2025   13:00 Diperbarui: 23 Juni 2025   11:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia parenting, cinta dan kasih sayang adalah bahan utama yang menyatukan hubungan orangtua dan anak. Namun, bagaimana jika cinta itu berubah menjadi pagar yang melindungi anak dari konsekuensi perbuatannya sendiri? Fenomena orangtua yang selalu membela anak, bahkan ketika anaknya jelas-jelas melakukan kesalahan, semakin sering kita temui di sekolah, lingkungan bermain, hingga media sosial.

Ilustrasi guru dan orangrua (Sumber photo: kompasiana.com/aliptripambudi)
Ilustrasi guru dan orangrua (Sumber photo: kompasiana.com/aliptripambudi)

Tidak sedikit orangtua yang buru-buru pasang badan ketika anaknya ditegur guru, tetangga, bahkan sesama orangtua. Alih-alih mendengarkan dan memverifikasi informasi, sebagian memilih membela mati-matian. "Anakku nggak mungkin seperti itu," atau "Pasti anak lain yang mulai duluan," adalah kalimat pembelaan yang seakan menjadi tameng mutlak.

Kasih Sayang yang Salah Kaprah

Niat melindungi anak sebenarnya sangat manusiawi. Namun ketika perlindungan itu berubah menjadi sikap membela tanpa kritik, maka anak kehilangan kesempatan untuk belajar tanggung jawab dan introspeksi. Anak justru mendapat pesan: apa pun yang aku lakukan, aku pasti benar dan dibela.

Dalam jangka panjang, pola ini berbahaya. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang:

  • Sulit menerima kritik,
  • Tidak mengenal batasan sosial,
  • Menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri,
  • Minim empati karena tidak pernah diminta memahami perasaan korban.

Dampak pada Lingkungan Sosial Anak

Sikap orangtua yang selalu membenarkan anak juga merusak hubungan sosial. Teman-teman sebaya bisa menjauh karena menganggap anak tersebut 'istimewa', bukan dalam arti positif, tetapi karena ia selalu terbebas dari tanggung jawab. Guru pun enggan menegur anak karena takut diadukan balik ke orangtua. Lingkungan yang seharusnya membantu proses tumbuh kembang anak malah menjadi tidak nyaman, penuh tekanan, bahkan konflik.

Peran Penting Orangtua dalam Pendidikan Moral

Orangtua adalah madrasah pertama bagi anak. Di situlah anak belajar membedakan benar dan salah, bukan dari kata-kata semata, tapi dari tindakan nyata orangtua. Mengakui bahwa anak bisa saja salah bukan berarti mengurangi cinta, justru menunjukkan cinta yang dewasa dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun