Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Influencer | Marketing | Blogger

Selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi yang lain.. Admin : https://www.ahmaddzaki.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Identitas Pelaku Diketahui, Kaum Muda Jadi Target Terorisme

4 Juni 2019   13:28 Diperbarui: 4 Juni 2019   14:01 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Senin sekitar pukul 22.30 WIB warganet dihebohkan dengan berita ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Pospam (Pos Pengaman) di Tugu Kartasura. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ledakan bom ini, hanya terduga pelaku saja yang mengalami luka parah di bagian kaki dan punggungnya. Dengan luka bersimbah darah, pukul 00.04 terduga pelaku dirujuk ke Rumah Sakit Ortopedi di Jl. Ahmad Yani Ds. Pabelan, Kec. Kartasura Kab Sukoharjo.

Pada pukul 02.12 Pelaku di pindah ke ruang UGD RS Muwardi. Hingga pada pukul 02.35 WIB atas perintah Kapolda, pelaku dipindahkan lagi dan dibawa ke RS Bhayangkara Semarang. Lihat : Kronologi Ledakan Bom Bunuh Diri di Pospam Tugu Kartasura

Setelah dilakukan olah TKP dan penyelidikan lebih lanjut, Kapolres Sukoharjo mengungkapkan bahwa pelaku masih muda berinisial RA (22 Tahun) yang beralamatkan di Dk Kranggan Kulon, RT 01, RW 02 Ds Wirogunan Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo. Berdasarkan informasi yang kami dapat, terduga pelaku merupakan penjual Gorengan di Jajar Solo. Kata warga setempat pelaku orangnya pendiam dan jarang bersosialisasi.

Kemudian dari penggledahan di kediaman orang tua RA, Densus 88 dan tim Antiteror Polda Jawa Tengah menyita barang bukti cukup banyak di kamar pribadinya RA. Di antaranya dua plastik belerang, satu plastik potasium klorat, kemudian campuran belerang dan potasium klorat dalam dua kotak Tupperware.

Cukup miris memang melihat kenyataan bahwa pelaku masih berusia muda yaitu 22 tahun, apalagi pihak kepolisian mengatakan bahwa aksi pelaku masih tergolong amatir. Dengan bom pinggang yang low explosive, pelaku tidak sampai meninggal dunia.

Sembari menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut, kita perlu mengambil hikmah pasca kejadian ini. Harapannya agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari, berbagai tindakan preventif juga perlu kita lakukan untuk mencegah paham terorisme ini meluas dan mengancam keutuhan NKRI tercinta.

 

Anak Muda Jadi Target Perekrutan Teroris

Sebuah ironi ketika diketahui identitas pelaku yang masih berusia 22 tahun, usia yang cukup muda yang seharusnya digunakan untuk menimba ilmu dan giat bekerja.

Kelompok terorisme saat ini memang sedang gencar dalam melakukan perekrutan anggota baru. Terutama dari kalangan anak muda yang lebih mudah untuk dipengaruhi dan didoktrin dengan paham-paham radikalisme. Kaum muda lebih mudah direkrut karena posisi mereka saat ini yang sedang mencari jati diri, hal tersebut juga didukung oleh sifat ambisius dalam menunjukkan keberanian dan kekuatan yang mereka miliki.

Anak muda itu senang dipuji, rela melakukan hal-hal konyol biar bisa dibilang paling hebat, paling kuat atau paling berkuasa. Maka tak heran jika sosmed kita dipenuhi oleh anak muda yang sukanya pamer, dan rata-rata kenakalan remaja itu mencoba hal-hal yang identik dengan kehebatan diri seperti mabuk, balap liar, tawuran dll. 

Hal tersebutlah yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk mempengaruhi dan merekrut mereka, perekrutannya pun tidak seperti merekrut karyawan yang secara terang-terangan ataupun seperti sayembara pencarian jodoh. Tetapi perekrutannya secara pelan-pelan dan halus, yang biasanya tidak mereka sadari bahwa mereka telah didoktrin dengan paham terorisme.

Maka dari itu sebagai anak muda, mari yuk kita bergaul yang wajar dengan orang-orang baik. Perlu juga perluas relasi agar kita tidak hanya memandang dari salah satu sisi saja. Orang yang direkrut biasanya adalah orang pendiam. Karena mereka biasanya memiliki pengetahuan yang minim, dan sangat-sangat mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain. 

Berbeda dengan orang yang memiliki banyak relasi, mereka akan banyak mempertimbangkan dan memandang sesuatu dari banyak sisi berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Memiliki teman yang banyak juga akan menguatkan kita untuk tidak goyah ketika dipengaruhi oleh orang lain.

Peran Orangtua

Orangtua RA kedua-duanya bekerja, sehingga sangat dimungkinkan perhatian orangtua terhadap anak kurang. Apalagi jika orangtua sudah acuh dengan kondisi dan pergaulan si anak. Didikan dan perhatian orang tua terhadap anak sangatlah penting, karena orang tua juga berperang penting dalam pembentukan jati diri anak. Minimal dengan memberi teladan yang baik, mendidiknya untuk bersosialisasi, pendidikan yang baik dan memasukkan ke dalam kelompok-kelompok yang positif (remaja masjid, karang taruna, klub sepak bola, sanggar kesenian atau lainnya).

Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, agar kita sebagai orang tua dapat memberi perhatian lebih kepada anak. Memberi perhatian lebih bukan berarti memaksa mereka menjadi seperti yang kita mau, memberi perhatian berarti mengawasi agar mereka tidak jatuh dalam lubang hitam.

Peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Sangat Diperlukan

Memberantas paham terorisme perlu dilakukan secara konprehensif, tidak hanya dilakukan oleh pihak kepolisian ataupun pemerintah saja. Tapi juga perlu peran dari orang tua, tokoh masyarakat juga tokoh agama.

Perubahan adat dan budaya di wilayah perkotaan membuat kontrol sosial semakin menipis, berbeda dengan di desa yang unggah-ungguhny masih terjaga. Tapi di kota, seolah acuh tak acuh dan tak peduli, tetangga mabuk-mabukan aja dibiarin. Prinsip loe loe gue gue inilah yang seharusnya kita buang, dan kita ganti dengan menumbuhkan sikap saling peduli dengan sesama. Ketika ada satu anggota masyarakat yang menutup diri, sudah seharusnya kita rangkul dan coba kita dekati. Kita ajak mereka untuk bergabung bersama, dengan begitu semula yang mencurigakan menjadi hilang karena kita akan tahu dengan sendirinya siapa mereka.

Masyarakat dan tokoh masyarakat seyogyanya berusaha untuk menciptakan situasi yang kondusif, memberantas terorisme itu penting tapi bukan berarti menuduh kelompok tertentu sebagai teroris itu dibenarkan. Saling tuduh menuduh tidak akan menyelesaikan masalah, alangkah lebih baiknya jika kita hadapi dengan kepala dingin dan tanpa pertengkaran. Jika memang betul terindikasi ada paham terorisme atau hal-hal yang mencurigakan, yaa dilaporkan saja ke pihak yang berwajib, atau minimal dapat lapor ke RT atau RW, yaa kan??

Kemudian tokoh agama juga sangat perlu dalam peran pemberantasan terorisme ini.  Terutama dalam mensosialisasikan bagaimana beragama yang baik dengan penuh kasih sayang, agama mengajarkan toleransi untuk tidak memaksa satu sama lain. Agama seharusnya membawa kita menjadi pribadi yang beradab, penuh cinta dan kasih sayang, bukan menjadi pribadi yang penuh kebencian dan melukai satu sama lain.

Mari kita wujudkan Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Salam cinta damai dari anak muda Jogja! Kalau kalian bagaimana menyikapi terorisme ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun