Mohon tunggu...
Rahma Fatima
Rahma Fatima Mohon Tunggu... Long life learner

The best way to take care of the future is to take care of the present moment

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita di Balik Teh di Dapur Saya

15 Oktober 2025   22:50 Diperbarui: 16 Oktober 2025   09:21 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi, ternyata itu bukan alasan utamanya. Katanya, orang Jawa menganggap kalau menyuguhkan teh tawar pada tamu itu kesannya pelit. Pantas saja saya suka mendapati endapan gula pada teh yang disuguhkan.

Saya ingat, jika dulu kami mudik ke Tegal, pulangnya suka diberi oleh-oleh khas Tegal oleh Mbah, yaitu jenang, emping, teh, dan gula batu.

Saya pun baru sadar, kenapa banyak teh yang beredar di pasaran diproduksi di Tegal ya, padahal kan di Tegal tidak ada kebun teh. Kalau saya ke minimarket maupun supermarket di Bandung, merek teh lebih didominasi oleh produksi Tegal, seperti teh Tongtji, teh Poci, teh Cap Botol, teh 2 Tang, dan teh produksi Jawa Tengah lainnya.

Dari pengamatan saya pada rak bagian teh, teh yang sering wara-wiri iklan di televisi pun jumlahnya masih kalah daripada teh produksi Tegal yang bermacam-macam.

Deretan teh di rak swalayan (sumber: dokpri)
Deretan teh di rak swalayan (sumber: dokpri)
Teh produksi Bandung, seperti teh Walini, malah jarang didapat. Padahal Jawa Barat adalah sentra perkebunan teh. Setelah saya baca-baca, Tegal pun punya perkebunan teh di Kecamatan Bojong dan Bumijawa, tapi perkebunannya tidak terlalu luas dan produksinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Oleh karena itu, teh yang diolah di pabrik-pabrik di Tegal banyaknya didatangkan dari Jawa Barat.

Tegal membuktikan, bahwa walaupun daerah ini bukan sentra perkebunan teh, tetapi bisa menjadi sentra pabrik teh di Indonesia. Bahkan, ibu kota Kabupaten Tegal, yaitu Slawi, dijuluki sebagai 'Kota Teh Wangi Dunia'.

Saya akui, teh buatan Tegal memang terasa lebih enak, apalagi yang ada campuran bunga melatinya. Kalau diberi rasa melati, teh nya jadi wangi dan tambah memperkuat rasanya. Untuk persediaan teh di rumah, saya biasanya membeli teh Cap Botol atau teh Poci.

Teh Walini sejujurnya jarang sekali saya beli. Tetapi, saya tertarik ketika melihat teh Walini yang mix lima rasa dalam satu kartonnya. Selain rasa teh original, ada juga rasa melati, lemon, blackcurrant, dan leci. Setelah dicicip, menurut saya, rasa buah-buahan yang diberikan malah jadi merusak rasa asli teh.

Saya sendiri lebih suka minum teh tawar karena jadi bisa merasakan rasa asli dari teh nya, baik panas maupun dingin. Ayah saya yang sudah tinggal puluhan tahun di Bandung pun lebih menyukai teh tawar. Mungkin inilah yang namanya kebiasaan di suatu daerah dapat berpengaruh pada kebiasaan pribadi.

Selain dari daun teh (Camellia sinensis), teh juga bisa dibuat dari bahan lainnya, contohnya dari daun gaharu.

Waktu saya berkunjung ke rumah kakak ipar saya di Samarinda, kakak ipar menyediakan teh gaharu. Saya mencobanya dan rasanya lain dari teh biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun