Sebelum era teh celup beredar luas, teh tubruk memang pilihan untuk membuat teh. Buat saya, itu cukup ribet karena akan ada serpihan daun atau tangkai teh yang nyangkut di mulut. Rasanya tidak bisa minum teh dengan mulus dan lancar. Jadi, kalau mau minum teh, teh harus disaring terlebih dulu.
Kembali lagi tentang menyuguhkan teh pada tamu, saya dan adik saya sering disuruh ibu untuk membuat dan membawakan teh panas bagi tamu yang datang ke rumah kami.
Saya pernah punya pengalaman ketika masih SD. Waktu itu saya disuruh untuk menyuguhkan teh oleh ibu saya. Ketika berjalan ke ruang tamu dengan membawa dua cangkir teh panas di baki, teh nya tumpah dan membuat kedua tangan saya melepuh.
Walaupun begitu, di lain waktu saya tetap disuruh untuk membawakan teh panas untuk tamu, tentunya saya membawanya dengan lebih hati-hati. Ketika itu, rasanya menyuguhkan teh panas adalah wajib.
Dulu, teh juga merupakan minuman yang disuguhkan pada tamu ketika ada hajatan. Minuman yang disajikan untuk tamu adalah teh tawar panas yang disajikan dalam gelas bening. Di atas gelas, biasanya disimpan buah pisang. Menyuguhkan air teh pada tamu undangan lebih afdol daripada menyuguhkan air putih.
Seiring berjalannya waktu, menyeduh teh jadi lebih mudah karena hadirnya teh celup. Iklannya di televisi pun sangat masif dan menawarkan kepraktisan untuk tidak perlu menyaring teh lagi. Selain itu, air teh celup juga terlihat lebih bersih penampilannya.
Kemudian, datanglah era air mineral gelas yang lebih praktis lagi untuk dihidangkan pada para tamu. Cukup masukkan air mineral gelas pada cup holder yang disimpan di ruang tamu. Tamu tinggal ambil sendiri jika butuh minum. Jika ingin menyuguhkan teh pun tinggal menyimpan teh kemasan kotak atau teh botol di meja.
Air mineral dan teh kemasan ini mengubah kebiasaan masyarakat dalam menyuguhkan minuman pada tamu. Walaupun begitu, hingga kini menyuguhkan teh panas pada tamu tetap dilakukan oleh sebagian masyarakat karena terasa lebih memberi kesan hangat dan hormat pada tamu.
Jika di Priangan, teh bisa diminum tawar maupun manis, lain halnya di daerah Jawa. Di Tegal, daerah asal ayah saya berasal, membuat teh untuk diri sendiri maupun menyuguhkan teh pada tamu wajib manis.
Dalam satu gelas besar teh, gula yang diberikan bisa bersendok-sendok. Kadang saya mendapati gulanya masih mengendap banyak di dasar gelas karena tidak larut semua.
Saya pikir, mungkin karena di Tegal terdapat banyak perkebunan tebu dan ada pabrik gula. Persediaan gula banyak dan mudah didapat, sehingga masyarakatnya pun sangat menyukai minuman manis.