4. Hubungan kurang tidur dengan kemampuan kognitif dan kesadaran moral
Pada sebuah penelitian disimpulkan bahwa orang-orang yang tidur kurang dari tujuh jam memiliki kinerja buruk secara keseluruhan pada 12 tes kognitif.
Sebuah penelitian lainnya menunjukkan bahwa orang dengan kekurangan tidur jangka panjang merasa lebih sulit untuk mengantisipasi masalah moral, terburu-buru dalam mengambil keputusan moral, dan merasa lebih sulit untuk memberikan penalaran moral yang objektif.
5. Hubungan tidur dengan emosi, suasana hati, dan keputusan rasional
Kurang tidur satu malam saja sudah cukup untuk membuat kita mudah marah, emosional, dan terburu-buru dalam mengatasi hal yang sepele sekalipun.
Tidur memicu aktivitas amigdala (area otak yang menangani respons emosional terhadap pengalaman negatif), dan mengatur ulang otak kita agar siap mengatasi apapun yang akan kita hadapi di hari berikutnya.
Hal tersebut memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang rasional serta mampu mengukur respon emosional.
Sebaliknya, jika kita kekurangan tidur dan melewati proses ini, kita menjadi kurang mampu mengatasi pengalaman dan emosi negatif.
Kekurangan tidur juga dapat memperburuk suasana hati. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa ketika orang hanya diberikan kesempatan tidur lima jam setiap malam selama seminggu, mereka cenderung lebih gampang marah sepanjang minggu tersebut. Selain itu, mereka juga kesulitan untuk menghadapi tekanan.
6. Tidur adalah terapi
Setelah fase tidur NREM, kita memasuki tidur REM, yang sering disebut "mimpi." Disebut tidur REM karena karakteristik pergerakan mata yang cepat ketika berada dalam fase ini. Diyakini bahwa dalam fase tersebut sering terjadi mimpi.