Mohon tunggu...
Rahardyan Harveyoga
Rahardyan Harveyoga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rivalitas AS-Tiongkok dan Konektivitas Digital di Kawasan Indo-Pasifik

1 Desember 2023   13:07 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
China-U.S. Rivalry. Credit to the original owner

Pemerintah Joe Biden berorientasi pada peningkatan investasi pada industri yang bersifat mendukung keamanan nasional. guna meningkatkan swasembada teknologi dan inovasi. Panduan Strategi Keamanan Nasional Sementara menguraikan kerangka kerja bagi AS untuk "membangun kembali dengan lebih baik" di dalam dan luar negeri. Untuk melakukan hal tersebut, pemerintahan Biden mengatakan bahwa AS harus mendobrak batasan antara kebijakan dalam negeri dan luar negeri sehingga kelas menengah Amerika dapat memperoleh manfaat dari kebijakan luar negerinya. Narasi utamanya adalah AS harus memperkuat kompetensi intinya di dalam negeri agar dapat mengungguli Tiongkok melalui peningkatan investasi infrastruktur dalam negeri dari negara dan perusahaan asing.

Konektivitas Digital Asia Pasifik studi kasus: Indonesia dan Vietnam

Gambaran singkat mengenai Indonesia dan Vietnam  dengan pertumbuhan ekonomi cepat di Kawasan Asia Pasifik untuk menunjukkan bagaimana negara-negara tetangga Tiongkok di Asia mengambil jalur yang berbeda dalam menanggapi persaingan AS-Tiongkok. Baik AS dan Tiongkok telah melakukan upaya konektivitas digital di Asia Tenggara. 

Wilayah ini menjadi wilayah yang memiliki kepentingan strategis bagi AS, karena wilayah ini bukan hanya merupakan mesin pertumbuhan ekonomi dunia yang menghadapi pengaruh politik dan ekonomi Tiongkok yang semakin meningkat, wilayah ini juga merupakan wilayah yang sedang mengalami transformasi akibat pesatnya industrialisasi, urbanisasi, dan digitalisasi.

 Seiring dengan adopsi teknologi digital melalui pengembangan infrastruktur dan jaringan terkait yang secara mendasar mengubah kawasan ini, maka merupakan prioritas kebijakan luar negeri utama bagi AS untuk membangun ekosistem digital dan teknologi yang terpercaya dan berbasis nilai serta jaringan infrastruktur komunikasi dan digital.

Meskipun studi kasus mendalam berada di luar cakupan artikel ini, gambaran singkatnya menjelaskan bagaimana berbagai negara di kawasan ini mengambil jalur berbeda untuk memenuhi tingginya permintaan akan infrastruktur dan jaringan terkait digital dalam konteks persaingan AS-Tiongkok.

Meskipun Amerika Serikat dan Tiongkok berinvestasi besar-besaran di bidang telekomunikasi dan infrastruktur digital terkait di kedua negara, Tiongkok tampaknya memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap aktivitas terkait digital di Indonesia sebagai bagian dari upaya Jalur Sutra Digital di wilayah tersebut. Di sisi lain, Vietnam nampaknya berada pada jalur yang berbeda dalam artian mereka sedang bergerak menuju orbit Washington dan berusaha mengambil keuntungan dari semakin ketatnya persaingan antara AS dan Tiongkok. Posisi negara-negara di kawasan ini sehubungan dengan upaya konektivitas digital mereka mempunyai implikasi kebijakan bagi AS untuk bekerja sama dengan sekutu dan mitranya.

Silk Road Digital vs Konektivitas Digital AS dan Kemitraan Keamanan Siber

Sejak Digital Silk Road (DSR) diperkenalkan pada tahun 2015 dalam buku putih resmi pemerintah Tiongkok, Jalur Sutra Digital telah menjadi prioritas kebijakan utama bagi kepemimpinan Tiongkok. DSR menjadi pusat dari Inisiatif Belt and Road Initiative  (BRI), yang merupakan inisiatif internasional khas Presiden Xi Jinping untuk mendukung ekspansi dan internasionalisasi perusahaan teknologinya.

Pada akhir tahun 2020, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) menerbitkan proposal untuk Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional serta Tujuan Jangka Panjang hingga tahun 2035.

 Rencana tersebut menekankan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) sebagai pendorong penting untuk meningkatkan inovasi perusahaan teknologi dalam negeri Tiongkok dan menjadikan mereka lebih kompetitif dan mandiri secara global. Konsep ini telah dijabarkan dengan jelas melalui strategi "sirkulasi ganda" Tiongkok, yang akan memungkinkan DSR Tiongkok untuk menghubungkan negara-negara yang lebih dekat dengan Tiongkok melalui ICT dan memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara melalui infrastruktur telekomunikasi dan digital buatan Tiongkok, serta jaringan terestrial serat optik. dan jaringan kabel bawah laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun