Strategi yang Perlu Diteguhkan
Berdasarkan informasi perkembangan terbaru yang didapat dari beragam sumber dan pertimbangan-pertimbangan sebelumnya, maka ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:
1. Konsistensi kebijakan luar negeri
Indonesia harus mengokohkan konsistensi antara diplomasi di KTT dengan kebijakan luar negeri secara umum--termasuk sikap di PBB, dalam forum Organisasi Negara Islam, dan antarnegara di ASEAN. Inkonsistensi akan melemahkan posisi kejutan kehadiran semacam ini.
2. Menjadi jembatan dan mediator
Alih-alih berpihak secara eksplisit, Indonesia dapat memperkuat peran sebagai mediator yang dihormati oleh kedua belah pihak konflik. Hal ini akan memaksimalkan pengaruh Indonesia dalam merajut perdamaian yang berkelanjutan.
3. Transparansi dan komunikasi publik
Pemerintah harus menjaga komunikasi yang jernih dengan publik: menjelaskan tujuan, batasan, dan skenario kondisi terburuk. Penguatan narasi bahwa kehadiran ini merupakan bagian dari diplomasi pro-Palestina dan kemanusiaan bisa meredam resistensi dalam negeri.
Penutup: Peluang dan Harapan
Langkah mendadak Presiden Prabowo menghadiri KTT Gaza membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk tampil sebagai aktor perdamaian global.
Namun, keberhasilan langkah itu sangat tergantung pada kesiapan diplomasi, legitimasi hukum, dan kemampuan mengelola risiko internal maupun eksternal.