Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mendadak Presiden Prabowo Bertolak ke Mesir

13 Oktober 2025   16:07 Diperbarui: 13 Oktober 2025   16:07 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo tiba di Mesir untuk menghadiri KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh pada Senin, 13/10/2025.(Foto: BPMI Setpres)

Indonesia dapat menekankan aspek kemanusiaan, hak asasi, dan keadilan dalam penyelesaian konflik.

Jika konsekuensi KTT menghendaki pengiriman pasukan perdamaian--sebagaimana Presiden sebelumnya telah memerintahkan TNI agar bersiap apabila hasil pertemuan mendukung--maka Indonesia akan memiliki mandat moral yang lebih kuat untuk terlibat aktif.

Tantangan dan Risiko bagi Indonesia

Namun demikian, terdapat beberapa tantangan dan risiko bagi Indonesia yang harus dipertimbangkan.

Mengirim pasukan perdamaian memerlukan mandat dari Dewan Keamanan PBB atau lembaga internasional sejenis agar legitimasi dan perlindungan hukum diplomatik terjamin.

Tanpa mandat yang jelas, partisipasi militer Indonesia dapat dipersoalkan oleh negara lain atau oleh legislator dalam negeri.

Dalam KTT, Indonesia akan menghadapi tekanan dari berbagai negara besar: Amerika Serikat sebagai mediator, Mesir sebagai tuan rumah, serta negara-negara Arab dan Barat yang punya agenda.

Menjaga agar Indonesia tidak terjebak memilih "kubus" dalam konflik (pro-Israel atau pro-Palestina secara ekstrem) akan menjadi tantangan diplomatik besar.

Selain itu, langkah pemerintah Indonesia ini dapat memicu reaksi dari berbagai elemen dalam negeri--dari kelompok Islam konservatif hingga kelompok skeptis terhadap keterlibatan militer di luar negeri.

Misalnya, jika muncul wacana mengungsikan warga Palestina ke Indonesia, isu ini pernah memicu kontroversi.

Partisipasi langsung dalam zona konflik tak luput dari risiko keamanan bagi kontingen Indonesia. Logistik, intelijen, perlindungan, hingga interoperabilitas dengan pasukan negara lain harus diperhitungkan. Jika kesiapan tidak optimal, ini bisa menjadi beban diplomasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun