Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Strategis Prabowo dan Mantra 'Bebas Aktif' di Panggung PBB

24 September 2025   14:52 Diperbarui: 24 September 2025   14:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo menyampaikan pidatonya pada Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, AS, pada Selasa, 23 September 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Meskipun pidato Prabowo memiliki daya tarik naratif dan moral yang kuat, sejumlah keraguan kritis harus dicermati.

1. Apakah retorika berbanding lurus dengan kekuasaan geopolitik?

Penawaran untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian adalah langkah spektakuler. Meski pun hal tersebut bukan hal yang baru bagi Indonesia.

Kontingen Garuda atau KONGA sudah aktif sebagai pasukan perdamaian PBB sejak 1957. KONGA pernah bertugas ke Mesir, Kongo, Vietnam, hingga Timur Tengah.

Namun, kemampuan Indonesia untuk mempengaruhi keputusan Dewan Keamanan PBB sangat terbatas---terutama ketika negara besar (yang memiliki hak veto) memiliki kepentingan langsung.

Tanpa dukungan global kuat, tawaran tersebut bisa jadi dilewatkan atau dijadikan simbol kosong.

2. Kapasitas fiskal dan beban domestik

Untuk menerjemahkan janji-janji ke dalam kapasitas nyata (misalnya ekspor pangan secara berkelanjutan, transisi energi, konstruksi tanggul laut, pengembangan teknologi hijau), Indonesia harus mengalokasikan sumber daya besar.

Dalam konteks ekonomi negara berkembang, tekanan fiskal, korupsi, dan beban hutang bisa menjadi penghambat serius.

Jika program ambisius ini tidak diiringi reformasi struktural di dalam negeri, mereka bisa berakhir sebagai pidato yang indah tetapi terhenti di meja kabinet.

3. Risiko diplomasi moral berlebihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun