Agar lebih tajam lagi kita memahaminya, saya akan mencoba mengurai beberapa aspek satu per satu.
Ketahanan Pangan
Di bidang ketahanan pangan, pemerintah mulai menggeser paradigma. Tidak hanya bicara soal impor atau cadangan logistik, tetapi juga membangun sistem distribusi yang lebih transparan.
Presiden Prabowo menekankan kedaulatan pangan sebagai pilar utama ketahanan nasional dengan capaian stok beras mencapai lebih dari 4,2 juta ton, tidak hanya untuk menjamin kebutuhan dalam negeri tetapi juga mengurangi ketergantungan impor.
Program cetak sawah di berbagai wilayah prioritas terus berjalan dengan baik, meningkatkan produksi pangan nasional.
Pemerintah juga melakukan operasi pasar besar-besaran untuk menjaga stabilitas harga pangan bagi masyarakat.
Di sisi lain, pemerintah di bawah Prabowo sangat serius mengusut praktik beras oplosan---penipuan yang memanfaatkan subsidi beras rakyat dikemas ulang dan dijual sebagai beras premium dengan harga tinggi, yang disebut Presiden sebagai tindakan pidana dan kurang ajar.
Kasus beras oplosan adalah tamparan keras: ternyata persoalan bukan hanya soal jumlah produksi, tetapi soal siapa yang bermain di dalam jalur distribusi.
Energi
Dalam aspek energi, keberanian pemerintah mengungkap praktik bensin oplosan menunjukkan satu hal: sektor vital ini selama ini menjadi sarang permainan besar yang merugikan rakyat sekaligus negara.
Prabowo mendorong pengawasan lebih ketat, bahkan jika harus berhadapan dengan kartel lama yang sudah lama mengakar.